Dukun Bunuh Putra Guru Besar Undip

Senin, 29 Juli 2013 – 06:20 WIB

jpnn.com - SEMARANG  – Penemuan Jenazah Yulanda Irfan Putra (37), putra Guru Besar Universitas Fakultas Hukum Diponegoro (Undip) Semarang Prof Barda Nawawi mengagetkan banyak orang.

Irfan ditemukan terkubur di belakang rumah dukun pengganda uang dengan dua mayat lainya. Berarti ada tiga jenazah yang dikubur dukun keji tersebut.

BACA JUGA: Oral Seks di Kafe, Digerebek Satpol PP

Irfan diduga dibunuh dan dikubur oleh Muhyaro, dukun penggandaan uang di sebuah kebun belakang rumah Muhyaro di Dusun Petung, Desa Ngemplak Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. Mayatnya terbongkar Sabtu (27/7) siang pukul 13.30. Irfan dinyatakan hilang sejak 5 Juli lalu setelah pamit ke Magelang mau menagih hutang dengan membawa uang tunai Rp 100 juta.

Saat membongkar kuburan Irfan, petugas Polda Jateng dibuat terperangah. Tak jauh dari mayat Irfan, petugas juga menemukan dua mayat lain yang belum diketahui identitasnya. Keduanya berjenis kelamin laki-laki. Tiga mayat tersebut diduga dibunuh oleh Muhyaro.

BACA JUGA: Guru jadi Tersangka Jual Beli Bayi

Jenazah Irfan sudah dimakamkan keluarga di Banyumanik. Jenazah dua lainya masih diamankan di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

Muhyaro sendiri sudah ditangkap Polda Jateng pada Kamis (25/7) lalu di kampungnya. Penangkapan itu dipimpin AKP Yahya R Lihu anggota tim opsnal kasubdit 3 Jantantras (Kejahatan Kekerasan) Polda Jateng bersama delapan anak buahnya. Nahas.

BACA JUGA: Sejumlah Mahasiswi Terjaring dari Hotel

Misi tersebut menewaskan AKP Yahya lantaran ditarik tersangka hingga masuk ke jurang sedalam 100 meter tak jauh dari rumah tersangka. Tangan Muhyaro dan Yahya saat itu dalam kondisi dikecrek supaya Muhyaro tidak kabur saat dikeler mencari keberadaan Irfan. Muhyaro akhirnya ditembak mati.

Pencarian jenazah Irfan terus dilakukan. Berlangsung sejak Jum'at (26/7). Di hari kedua petugas melakukan penggalian disamping rumah Muhyaro. Disini petugas tidak menemukan mayat korban.

Kemudian sekitar pukul 13.30, petugas kembali menelusur. Kali ini di tegalan yang ditanami sayur loncang milik Muhyaro satu kilometer dari belakang rumah ada gundukan. Akhirya dilakukan penggalian. Sampai kedalaman 50 centimeter, ditemukan batok kepala dengan rambut agak panjang terbungkus kain sarung. Dilakukan penggalian lebih lanjut didapati mayat lain dalam kondisi ditumpuk berlawanan.

Didekat dua mayat itu, petugas kembali menemukan satu mayat lagi dengan kondisi masih utuh. Di dalam timbunan tanah mayat ditutupi daun pisang. Mayat yang ditemukan kali ini diduga kuat Yulanda Irfan. Irfan dikubur masih dalam keadaan kepala tertutup kain putih yang diduga piranti ritual.

Adik korban, Rizal, yang ikut ke lokas penggalian memastikan hal itu. Mayat tersebut mengenakan kaos warna hijau dan jaket biru. Selain itu tangan korban terlihat dimasukkan ke dalam baju. Kepalanya ditutup tiga lapis kain putih dan plastik.

"Badannya lebam membengkak. Ada kemungkinan dianiaya," kata Rizal saat ditemui di RS Bhayangkara Semarang.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Dwi Priyatno saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan tersebut. Kondisi dua mayat pertama yang ditemukan sudah membusuk dan posisinya tengkurap.

"Ketiga mayat dikubur memanjang. Untuk menandai tersangka memasang patok kayu dan pohon pisang," kata Dwi.

Ketiga mayat tersebut baru dievakuasi ke mobil jenazah sekitar pukul 17.00 sore dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Semarang.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Pol Purwadi mengatakan, jenazah Yulanda terdapat bekas benturan benda tumpul di kepala dan dada. Untuk perkembangan selanjutnya istri tersangka Muhyaro sedang diperiksa. "Istri tersangka sedang diperiksa," kata Purwadi saat dikonfirmasi melalui telepon.

"Dua jenazah laki-laki sudah membusuk. Kami menghimbau kepada masyarakat untuk melapor ke Polres Magelang atau Polda Jateng jika merasa anggota keluarganya menghilang. Kasus ini sulitnya tersangkanya sudah mati," tambahnya.

Minggu (28/7) pagi kemarin pukul 09.30, jenazah tiba di rumah duka Profesor Barda daerah Sukun Banyumanik menggunakan mobil ambulan Polda Jateng. Pihak keluarga menginginkan jenazah langsung dishalatkan di masjid Al Muhajirin Bima, tak jauh dari rumah duka. Korban dimakamkan di pemakaman Keluarga Undip.

"Saya kenal orangnya baik. Akrab dengan tetangga," kata Arifina, tetangga korban di rumahnya Jalan Gondang Barat III nomor 17 RT. 03 RW 01 Banyumanik Semarang. (ris)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Kakek Salat, Balita Tewas Tenggelam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler