jpnn.com, SULAWESI TENGAH - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Koro Kabalo.
Pembangkit listrik berkapasitas produksi 2,2 megawatt (MW) tersebut merupakan salah satu anak usaha yang dikelola dalam portfolio Reksadana Penyertaan Terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIE).
BACA JUGA: Tingkatkan Fasilitas, SIG Berkolaborasi dengan Bank Mandiri, BRI, BNI, Telkomsel dan LinkAja
Pasokan listrik dari pembangkit tersebut, rencananya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di sejumlah wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Provinsi Sulawesi memiliki potensi yang sangat baik dan akan menguntungkan kedepannya.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Basic Skincare Untuk Pria dari dr Annisa, Silakan Dicoba
"Kami lihat dan awasi bersama proyek ini saya optimis lokasi investasi yang dipilih juga berpengaruh,” ujar Komisaris Mandiri Investasi Riki Frindos.
Terpisah, Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi menjelaskan salah satu sumber dana pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) berasal dari Reksadana Penyertaan Terbatas Mandiri Infrastruktur Ekuitas (RDPT MIE).
BACA JUGA: Kuartal III 2022, Siloam Hospitals Bukukan Laba Bersih Rp 244 miliar
“Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah dan holding grup usaha kami Bank Mandiri, sekaligus mendukung kebijakan pemerintah yang aktif mengedepankan pembangunan infrastruktur dan ekonomi ramah lingkungan,” tutur pria yang akrab disapa Adi ini di sela peresmian PLTMH Koro Kabalo.
Adi menambahkan, investasi pembangunan PLTMH Koro Kabalo berasal dari pendanaan Mandiri Investasi melalui dana kelolaan di RDPT MIE dan bauran utang, yang berasal dari perbankan.
Listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tersebut, langsung dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang telah melakukan penandatanganan power purchase agreement (PPA) dengan PT Trinusa beberapa waktu lalu.
Pemerintah pun mendukung kemajuan industri EBT dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2022 yang mengatur industi EBT.
“Listrik dari PLTMH Koro Kabalo diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi rumah tangga, dan industri di Kota Palu dan wilayah lainnya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian di Sulawesi Tengah, serta tentunya memberikan keuntungan bagi investor pemegang RDPT MIE,” papar Adi.
Selain pembangunan PLTMH Koro Kabalo, Mandiri Investasi melalui RDPT MIE telah berinvestasi pada pembangunan empat PLTMH lainnya, yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Seluruh PLTMH tersebut telah beroperasi dengan total kapasitas produksi listrik mencapai 9,4 MW, termasuk listrik dari PLTMH Koro Kabalo.
Hal itu sebagai bukti nyata dari komitmen perusahaan yang fokus mendukung pengembangan bisnis energi terbarukan.
Mandiri Investasi, selaku manajer investasi penerbit dan pengelola reksadana berencana melanjutkan kesuksesan operasional PLTMH Koro Kabalo, dengan menerbitkan reksadana serupa, untuk mendukung pembangunan PLTMH sejenis di berbagai wilayah lainnya.
Saat ini, RDPT MIE sedang mengembangkan pembangunan PLTMH di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kedua PLTMH itu rencananya akan dibangun pada 2023, dan direncanakan dapat beroperasi pada 2025.
“Kami optimistis, penerbitan RDPT MIE untuk mendukung pembangunan PLTMH di Bogor dan Banyumas, mendapat sambutan baik dari investor. Berkaca dari operasional PLTMH Koro Kabalo dan empat PLTMH lainnya, terbukti proyek infrastruktur berbasis EBT sangat prospektif," terang Adi.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jateng Pertahankan Kedudukan Badan Publik Informatif Sejak 2018, Ganjar: Transparan, Tidak Boleh Hoaks
Redaktur & Reporter : Yessy Artada