jpnn.com - JAKARTA - Direktur Institute for Transformation studies, Saiful Haq mengatakan, parlemen yang kini dikuasai Koalisi Merah Putih akan menjadi ganjalan utama Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Terutama pada 100 hari pertama pemerintahan Jokowi-JK yang diusung Koalisi Indonesia Hebat itu.
BACA JUGA: KPU Segera Terbitkan SE Persiapan Pilkada
Saiful yakin, banyak hal yang akan menghambat realisasi janji-janji Jokowi-JK yang disampaikan saat kampanye pemilihan presiden lalu.
"Tidak hanya program tapi pemilihan Kapolri, Panglima TNI, Gubernur BI, Komisoner KPK, KPU, Jaksa Agung dan lain-lain dipastikan akan berlangsung alot," kata Saiful, Kamis (9/10), menanggapi pernyataan Ketua Garda Pemuda Nasdem, Martin Manurung.
BACA JUGA: Politisi PKS Sanjung KPU
Saeful menjelaskan, ibarat perang Jokowi sudah terkepung dari laut dan udara dan tinggal bagaimana menjalankan strategi darat.
Saiful pun setuju dengan Kabinet Infanteri, seperti pernyataan Martin Manurung. Menurutnya, Jokowi membutuhkan kabinet yang solid, bergerak cepat, militan dan tanpa cela. "Untuk itu sesegera mungkin Jokowi kembali ke panggung dan melupakan hiruk pikuk di parlemen. Rapatkan barisan sendiri. Bagaimanapun perang ditentukan di darat, baru menang kalah menjadi nyata," jelasnya.
BACA JUGA: Surabaya Raih Penghargaan Internasional untuk Layanan Publik
Saeful menambahkan, komposisi kabinet Jokowi haruslah figur yang berintegritas dan bernyali. Serta berani berhadap-hadapan dengan parlemen, punya rekam jejak yang bagus sehingga tidak mudah dijatuhkan.
"Unsur yang terpenting, sebagaimana infanteri: menguasai medan (persoalan), punya kemampuan menyerang dan bertahan, serta bisa survive dalam setiap perubahan keadaan," imbuhnya.
Dia mengatakan, Jokowi pasti tahu betul siapa yang selama ini mendukungnya dengan setia dan tak kenal gentar. "Disanalah kabinet infanteri itu menjadi relevan," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam Diskusi dan Seminar Bidang Kepemudaan DPP Partai Hanura bertema "Revolusi Mental, Pemuda dan UU Pilkada" di gedung DPP Partai Hanura, Jakarta, Jumat (3/10), Martin Manurung mengatakan, tanpa harus ada dikotomi tua atau muda, menteri harus punya stamina tinggi.
"Kalau bisa komitmennya membangun negara lewat kementeriannya tak diragukan. Memiliki integritas dan handal dalam melakukan lobi serta punya terobosan-terobosan yang berani," katanya.
Kapasitas seperti itu, lanjut Martin, sangat diperlukan dan penting untuk mengimbangi dinamika yang terjadi di DPR karena semua lini dikuasai KMP. Menurutnya, yang lebih penting lagi dalam memilih menteri Jokowi harus merekrut orang yang loyal kepadanya.
Hal itu penting agar peristiwa yang dialami Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ketika berkuasa tidak terulang kepada Jokowi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Kelemahan KPK Versi Busyro
Redaktur : Tim Redaksi