Dukung Net Zero Emission, Pupuk Kaltim Gunakan PLTS di Seluruh Area Perkantoran

Rabu, 16 Maret 2022 – 19:23 WIB
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, yang kini terpasang di seluruh area perkantoran perusahaan. Foto dok PKT

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mulai menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, yang kini terpasang di seluruh area perkantoran perusahaan.

Hal ini merupakan bagian dari upaya PKT meningkatkan komitmen menjadi perusahaan berbasis energi bersih, sebagai bentuk kontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

BACA JUGA: PKT Bakal Perluas Lahan Pengembangan Program Makmur Hingga 5 Kali Lipat di Indonesia Timur

Di samping itu, guna mendukung penerapan clean energy melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta, mengungkapkan PLTS ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 1.256,04 Kilowatt Peak (kWp), dengan spesifikasi output memiliki tegangan 3 phase 400 Volt.

BACA JUGA: Resmi Diluncurkan, BANANAS Siap Garap Pasar Quick Commerce Groceries

Sistem ini terpasang menggunakan skema rooftop on grid tanpa baterai, atau tersambung jaringan listrik PKT dengan total modul sebanyak 2.326 unit.

Pembangunan PLTS berlangsung pada periode Mei-Desember 2021 oleh PT Kaltim Daya Mandiri (KDM), yang merupakan anak perusahaan di bidang energi penyedia listrik.

BACA JUGA: Zulhas Ingin Birukan Wilayah Tapal Kuda Jatim

"Modul terpasang di seluruh bangunan komplek kantor pusat PKT, dengan efektivitas penggunaan sejak awal 2022. Area yang terakomodasi PLTS mulai dari gedung utama kantor pusat hingga sarana pendukung seperti gedung pertemuan maupun parkiran," ujar Hanggara, Selasa (15/3).

Berdasarkan evaluasi, PLTS atap ini menghasilkan total produksi energi sebesar 134.814,65 Kilowatt Hour (kWh) pada Januari 2022 dan 138.693,50 kWh pada Februari.

Jumlah produksi energi tersebut mampu menekan buangan gas limbah (CO2 Avoided) mencapai 65,88 ton dalam dua bulan terakhir, serta penghematan penggunaan batubara (Standard Coal Saved) untuk pembangkit diesel sebesar 55,48 ton dalam satu bulan.

"Ini sebagai langkah awal PKT dalam mengembangkan energi hijau dan terbarukan untuk mengurangi penggunaan energi fosil, sekaligus dukungan pemerintah dalam mencapai target NDC 2030, serta Net Zero Emissions di tahun 2060," terang Hanggara.

Pemanfaatan emisi gas buang menjadi komoditas baru dilaksanakan PKT dengan pembangunan pabrik soda ash, guna mengoptimalkan potensi produk yang dimiliki untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah.

Terlebih, PKT telah memiliki bahan baku lainnya yang diperlukan yakni amoniak.

Praktik ini tengah menjadi fokus PKT, selain karena potensi yang menjanjikan juga diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol.

"PKT pun akan terus mengimplementasikan strategi pertumbuhan perusahaan ke arah industri kimia yang berbasis renewable, sekaligus mengembangkan penggunaan EBT di seluruh kawasan perusahaan,” seru Hanggara.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler