jpnn.com, PROBOLINGGO - Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Mufti Anam menganggap konsep new normal di lingkungan pesantren wajib mendapat perhatian, mengingat besarnya jumlah santri di tanah air.
"Pesantren berperan penting mendidik kaum muda dengan paham yang tawasuth, tasamuh, yang moderat dan toleran, yang otomatis itu menjaga Indonesia dalam bingkai keberagaman. Maka semua pihak harus bergotong royong membantu new normal di pesantren agar pembelajaran berjalan efektif sekaligus aman dari Covid-19 dan penyakit lainnya," ujar Mufti Anam, Kamis (4/6).
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Berikan Prasarana Pendukung New Normal di Rumah Ibadah
Sejumlah pesantren kini mulai menyiapkan pembelajaran berkonsep new normal dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Oleh karena itu, Mufti Anam pun bergerak membantu pesantren menyambut new normal. Untuk tahap awal, langkah itu dilakukan di Ponpes Nurul Qadim, Probolinggo.
BACA JUGA: Lindungi Santri, Kemenag Susun Protokol Kesehatan Pesantren
Di pesantren tersebut, terdapat Majelis Syubbanul Muslimin asuhan KH Hafidzul Hakiem, salah satu majelis salawat terbesar di Indonesia yang setiap tampil selalu dihadiri puluhan ribu orang, serta pengikutnya di media sosial mencapai jutaan.
"Program ini sekaligus implementasi dari gotong royong dalam spirit Juni sebagai Bulan Bung Karno. Intisari Pancasila adalah gotong royong, dan hanya dengan gotong royong kita bisa menyambut new normal dengan aman dari Covid-19 dan tetap produktif, termasuk produktif dalam pendidikan," ujarnya.
BACA JUGA: Mufti Anam Sebut New Normal ala Erick Thohir Hasilkan 3 Dampak Positif
Dalam program itu, Mufti memfasilitasi rapid test massal untuk para santri yang datang secara bertahap.
Kesehatan para santri juga diperiksa. Santri yang datang bertahap akan menjalani isolasi terlebih dahulu. Pembelajaran belum akan dimulai 14 hari setelah santri datang.
Para santri berjajar rapi. Petugas yang memeriksa menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Saat pendataan, para pengurus pesantren juga sudah dilengkapi pelindung dengan masker dan face shield. ”Alhamdulillah, sejauh ini, semua hasilnya nonreaktif," ujar Mufti.
"Para pengajar, pengurus, dan pengasuh pesantren kami lengkapi pelindung wajah (face shield) agar nyaman dan aman saat pembelajaran dimulai ke depan. Sebelumnya kami menyalurkan ribuan masker untuk kalangan santri dan keluarga besarnya,” imbuh politisi muda tersebut.
Selain itu, ada program pemberian berbagai fasilitas penunjang kesehatan seperti ratusan liter hand sanitizer, disinfektan, serta vitamin.
"Tahap selanjutnya kami akan memberikan ratusan set alat makan yang kemudian akan diberi nama masing-masing santri. Jadi santri punya alat makan masing-masing, minimal punya cadangan alat makannya masing-masing, sehingga semua lebih higienis," pungkas Mufti. (*/adk/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adek