jpnn.com, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara yang berlokasi di Provinsi Riau, berhasil meningkatkan produksi tandan buah segar sawit, mencapai rata-rata sebesar 23,9 ton per hektare.
Tingkat produksi TBS sebesar itu adalah tertinggi sepanjang perusahaan berdiri selama 24 tahun.
BACA JUGA: PTPN V Dukung Penuh Upaya Pemanfaatan Limbah Sawit jadi Arang Briket
CEO PTPN V Jatmiko K Santosa menyatakan, pandemi Covid-19 yang tengah melanda Indonesia, tidak menjadi penghalang bagi karyawan dan perusahaan untuk terus produktif dalam mencapai kinerja yang optimal. Hal itu sebagai wujud kontribusi perusahaan dalam membantu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan pemerintah.
"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi TBS pada tahun ini dan seterusnya. Prestasi tersebut adalah buah komitmen manajemen dan karyawan, dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional yang dicanangkan pemerintah, dalam mengatasi perlambatan ekonomi akibat Covid-19," tutur Jatmiko.
BACA JUGA: Dentuman di Pasar Minggu Jaksel Terdengar Sangat Keras, Warga Sampai Keluar Rumah
Dengan mulai pulihnya harga jual CPO yang terus beranjak naik pada paruh kedua tahun ini, tentunya, hal itu akan berdampak positif pada pendapatan perusahaan.
Jatmiko optimistis, hingga akhir tahun ini, selain mampu menjaga tingkat produksi sebesar 24,24 ton per hektare, pendapatan perusahaan diprediksi bisa mencapai Rp 4,8 triliun, tumbuh 16,25 persen dari pendapatan tahun lalu.
BACA JUGA: Jenazah Korban Mutilasi Dimakamkan di Sleman, Ini Sosok Rinaldi
Jatmiko menambahkan, target pendapatan sebesar itu, tidak seluruhnya bersumber dari kebun milik PTPN V sendiri. Sekitar 40 persen dikontribusi dari kebun sawit milik rakyat, baik yg menjadi mitra plasma PTPN V maupun petani swadaya.
Sinergi itu sejalan dengan upaya perusahaan membantu memulihkan perekonomian setempat, dengan meningkatkan kesejahteraan mitra petani binaan.
Semangat optimisme tersebut didasari oleh proses produksi dan operasional sejumlah unit kebun sawit dan karet PTPN V yang saat ini berada dalam kondisi optimal.
Bahkan, untuk unit kebun Tamora yang berlokasi di Kab. Kampar, Riau, berhasil menyabet berbagai penghargan dari Holding Perkebunan Nusantara.
Unit kerja dengan komoditas perkebunan sawit dan karet tersebut menjadi kebun sawit terbaik pertama di lingkungan PTPN Group seluruh Indonesia, di antaranya dari aspek capaian produksi atas rencana tahunan, produktifitas, mutu produk dan indikator lainnya pada semester pertama 2020.
Kebun Tamora PTPN V tidak hanya menjadi kebun sawit terbaik di lingkungan perkebunan negara, perusahaan juga berhasil mengukir prestasi untuk komoditas karet, di mana Tamora berhasil meraih posisi ke dua, di antara seluruh perkebunan Karet yang ada dilingkup Perkebunan milik pemerintah.
Begitupula dengan pabrik kelapa sawit (PKS) Sei Pagar PTPN V, yang berlokasi di Kabupaten Kampar, terpilih sebagai PKS terbaik keempat dari seluruh PKS Holding Perkebunan Nusantara.
Seluruh prestasi itu, kata Jatmiko menjadi cerminan bahwa perusahaan mengedepankan perbaikan, penerapan standar operasional ketat serta mengutamakan keakuratan data. Keakuratan data menjadi hal krusial yang sangat diperhatikan oleh PTPN V. Belum lama ini perusahaan telah mengembangkan akurasi data berbasis teknologi untuk meningkatkan efektifitas pengawasan.
Pengembangan teknologi untuk meningkatkan pengawasan operasional dan produksi kebun tersebut, mendapat apresiasi tinggi dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Di sela kunjungan kerja sejumlah pimpinan DPD ke PTPN V, baru-baru ini, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti berharap, penggunaan teknologi untuk peningkatan produksi dan pengawasan kebun yang diterapkan PTPN V, dapat menjadi contoh untuk diterapkan di PTPN lainnya.
Selain pemanfaatan teknologi, manajemen PTPN V juga menerapkan strategi pemberian penghargaan dan sanksi atau "reward and consequence" guna mendorong perusahaan untuk terus menghasilkan kinerja terbaik. Alhasil, sepanjang semester pertama tahun 2020 yang diselimuti Pandemi Covid-19 ini, PTPN V menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan negara yang protasnya memenuhi rencana kerja perusahaan atau RKAP.
"Ini perjuangan panjang, tidak sebulan dua bulan, tidak juga setahun dua tahun, namun berpuluh tahun lamanya mulai dari penanaman, perawatan hingga panen. Kami akan terus melakukan inovasi sehingga kinerja prima yang telah diraih dapat terjaga dan meningkat secara berkelanjutan," kata Jatmiko.
Lantas, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan perusahaan, manajemen berkomitmen menerapkan protokol kesehatan secara ketat di di seluruh unit kebun perusahaan.
PTPN V telah menerbitkan regulasi ketat berupa pembatasan dan pemeriksaan akses keluar masuk perusahaan, hingga menyediakan fasilitas-fasilitas pencegahan seperti tempat cuci tangan, disinfektan chamber, penyemprotan disinfektan serta pemberian masker, vitamin, dan obat-obatan bagi seluruh karyawan. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan