Dukung Presidensi G20, Perpusnas Terbitkan Buku 150 Penulis dari Jawa hingga Papua

Senin, 23 Mei 2022 – 23:29 WIB
Para pembicara dalam talkshow “Perpusnas dan Penulis untuk G20”. Foto dokumentasi Perpusnas RI

jpnn.com, JAKARTA - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) turut berkontribusi dalam mendukung Presidensi G20 Indonesia.

Dukungan tersebut berupa penerbitan buku terkait G20.

BACA JUGA: Komarudin Donasikan Buku Syaikh Nawawi Al-Bantani

Buku antologi ini merupakan hasil tulisan dari 150 penulis dari beragam profesi yang berasal dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat, Perpusnas Sri Marganingsih menyampaikan Presidensi G20 Indonesia merupakan peristiwa penting yang harus didukung seluruh elemen masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Jelang Usia 1 Abad, PBNU Siapkan Acara Berskala Internasional

Menurutnya, Perpusnas sangat berkepentingan untuk menyukseskan perhelatan G20 sesuai dengan peminatan dan kapasitasnya.

Gagasan dan ide dalam buku ini merupakan bagian dari kolaborasi Perpusnas, Rumah Produktif Indonesia, dan para penulis.

BACA JUGA: Dukung B20, Sinar Mas Land Gelar Seminar Nasional Bertema ESC Task Force

“Hasil tulisan ini akan dibukukan dan diterbitkan Perpusnas Press untuk menjadi karya yang membumikan narasi agar mendapat perhatian dan dukungan masyarakat, serta sebagai masukan dalam perhelatan G20,” kata Siti Marganingsih dalam talkshow “Perpusnas dan Penulis untuk G20”, Senin (23/5).

Dalam talkshow yang digelar sebagai bagian dari rangkaian 42 tahun Perpusnas tersebut, turut hadir editor buku yang juga penulis Yanuardi Syukur.

Dia menjelaskan tulisan yang masuk memiliki beragam tema, seperti isu lingkungan, agama, hubungan internasional, pendidikan, kearifan lokal, dan ekonomi kreatif.

"Buku ini sangat memperkaya pengetahuan, tidak hanya untuk para pembaca, tetapi juga para elite yang nanti akan mengambil keputusan berkaitan dengan G20,” tuturnya.

Ditambahkannya, tulisan-tulisan tersebut merupakan masukan dari masyarakat untuk para kepala negara yang akan melakukan KTT di Bali.

Dosen di Universitas Khairun, Ternate, ini menjelaskan buku antologi yang sedang proses pengeditan ini merupakan perwujudan sila ketiga Pancasila.

Sementara itu, salah seorang penulis, Herman Oesman, mengulas isu lingkungan di daerah asalnya, Maluku Utara.

Dalam tulisannya, dosen sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Maluku Utara tersebut mengungkapkan, Maluku Utara merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada 2021 yakni sebesar 16,4 persen dan para triwulan pertama 2022 sebesar 7,10 persen.

Sumbangan didominasi industri pengolahan, pertambangan dan penggalian. Namun mirisnya, masyarakat yang berada di wilayah tambang justru dililit kemiskinan dan stunting.

“Melalui tulisan kami ini, diharapkan akan ada pikiran-pikiran atau kesadaran baru bahwa ternyata lingkungan di daerah-daerah yang jauh dari kekuasaan itu, harus juga menjadi bahan perhatian utama, terutama para elite,” urainya.

Dia mengapresiasi Perpusnas yang telah mengambil peran untuk mengenalkan G20 ke seluruh masyarakat Indonesia, melalui tulisan dan buku.

Penulis lainnya, Sitta Rosdaniah mengungkapkan tulisannya mengambil tema mengenai ketahanan pangan.

Koordinator Analisis Ekonomi dan Sektor Industri Kementerian BUMN ini mengulas kebijakan subsidi pertanian untuk ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Sitta yang terlibat dalam lembaga think tank G20, Think 20 (T20) menyoroti efektivitas subsidi pertanian yang tujuan utamanya ketahanan pangan.

Timnya menemukan beberapa tendensi subsidi pertanian yang saling menghapus dengan tujuan utama. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkominfo Johnny Sebut Semangat Harkitnas Relevan dengan Presidensi G20 Indonesia


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler