jpnn.com - JAKARTA - Lembaga Layanan Pemasaran-Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggelar acara bertajuk Smesco Glow Ramadhan Festival 2016.
Acara itu digelar 23-25 Juni di Gedung Smesco, Jakarta. Beragam acara menarik dan kreatif digelar, di antaranya bincang-bincang kewirausahaan sosial, bedah buku, dan kelas pembuatan film.
BACA JUGA: DPD Inginkan Tax Amnesty Segera Diberlakukan, Ini Alasannya
Pada acara pembukaan, Kamis (23/6), pihak penyelenggara menggelar bincang kreatif dan inspiratif bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LPBI NU).
Acara bincang ini memfokuskan pembahasannya pada dua hal. Yakni cara mengelola sampah dan menciptakan peluang bisnis dari sampah yang telah didaur ulang.
BACA JUGA: Maksimalkan E-Commerce, BATA Pede Raih Rp 1,1 Triliun
Dewan Eksekutif Bidang Lingkungan LPBI NU Sofyan Lutfi yang menjadi pembicara pada kegiatan tersebut mengungkapkan, sampah memang menjadi problem yang tak pernah selesai dan tuntas penanganannya.
Minimnya kesadaran individu dan masyarakat untuk lebih peduli lingkungan adalah salah satu penyebabnya. Padahal, kata Sofyan, ada beberapa cara sederhana untuk mengolah sampah.
BACA JUGA: Bangun Rumah Murah, Pengembang Hadapi Segudang Masalah
Terutama sampah rumah tangga, seperti sisa-sisa buah dan sayur, botol plastik, koran, kardus, dan lain-lain. Untuk sampah organik, seperti sisa buah dan sayur, bisa dimanfaatkan untuk membuat kompos.
Bila masyarakat dapat mengolah sampah organiknya sendiri, menurut Sofyan, itu akan sangat berdamapak signifikan.
“Dari tujuh ribu sampah (di DKI Jakarta, yang bisa diangkut dinas kebersihan paling hanya lima ribu. Sisanya ada di kali, parit-parit, ini bencana kalau tidak kita olah,” ujarnya.
Ia menilai, bila tak diolah, sampah tentu akan memberikan bencana kepada masyarakat. Tapi bila mengerti cara mengolahnya, sebaliknya, sampah bisa menjadi berkah untuk mereka.
Karena itu, LPBI, kata dia, selalu aktif merangkul berbagai komunitas yang memiliki misi dan visi serupa. Sambil tetap membina masyarakat, termasuk sejumlah santri-santri pesantren, untuk terlibat aktif dalam kegiatan atau proses pengelolaan sampah.
Namun, Sofyan mengakui, untuk memasarkan produk-produkk daur ulang memang tidak mudah. Sebab, pangsa pasarnya yang masih cukup terbatas.
Direktur Lembaga Layanan Pemasaran dan UKM Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengungkapkan, Smesco Glow Ramadhan Festival adalah acara rutin yang diselenggarakan setiap tahun.
Tujuannya tak lain, yakni untuk mempromosikan dan memasarkan produk koperasi dan UKM kepada masyarakat.
Terkait acara bincang dengan LPBI PBNU yang sempat menyinggung sulitnya memasarkan produk daur ulang, Ahmad menilai, hal tersebut merupakan salah satu tugas lembaganya. "Tugas mempromosikan dan memasarkan ini tanggung jawab kami," ucapnya.
Mempromosikan, kata dia, artinya memberi dukungan kepada produk-produk yang dihasilkan oleh para pelaku kreatif untuk diperkenalkan kepada publik. "Termasuk memasarkan produknya," ucap Ahmad.
Ia mengungkapkan, saat ini lembaganya fokus untuk membina para pelaku di bidang pengolahan limbah untuk bisa memproduksi barang-barang yang dibutuhkan dan diminati masyarakat.
"Jadi bukan hanya sekadar apa yang mampu mereka buat, tapi juga memproduksi apa yang diperlukan pasar," tuturnya.
Hal tersebut dilakukan agar produk-produk dari hasil olahan sampah atau limbah mampu menjangkau pasar yang lebih luas. "Intinya jangan sampai mereka produksi, tapi tidak ada yang beli," ujar Ahmad.
Ia mengatakan lembaganya juga akan menjalin kerja sama dengan LPBI NU untuk mengembangkan proses kreatif dalam mengolah dan memproduksi barang-barang dari limbah atau sampah. Dengan harapan, produk tersebut akan semakin diminati masyarakat. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Jumlah Kantor Cabang Utama BNI Syariah
Redaktur : Tim Redaksi