jpnn.com, PALEMBANG - Mendukung program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan menggelar kegiatan Jambore Petani Milenial Merdeka 77 yang dilaksanakan di Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Jumat (26/8).
Dalam kegiatan tersebut, Bank Indonesia memberikan 77.777 bibit cabe merah, benih sayur bayam, kangkung, polybag, dan PH meter untuk 500 petani milenial.
BACA JUGA: BI Sumsel Sediakan Layanan Kas Keliling Penukaran Uang
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Harvick Hasnul Qolbi, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, dan Bupati Kab. Ogan Komering Ulu Timur, Lanosin Hamzah.
Selain itu, ada juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja, pimpinan Forkopimda serta anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dari wilayah Kab. OKUT dan Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Lihat Tuh, Tampang Suami Tidak Sayang Istri
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja mengatakan GNPIP merupakan wujud sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam mendorong akselerasi ketahanan pangan.
Sekaligus sebagai bentuk komitmen bersama untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi.
BACA JUGA: Viral! Oknum Kepsek Berbuat Mesum dengan ASN Wanita di Kompleks Masjid Agung
"GNPIP merupakan wujud sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia sebagai komitmen bersama mengoptimalkan pengendalian inflasi," ucap dia.
Erwin menyampaikan GNPIP selaras dengan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang telah diluncurkan oleh Gubernur Sumatera Selatan pada 2021.
"GSMP merupakan langkah yang sangat tepat untuk mendorong kemandirian pangan tidak hanya secara makro saja, tetapi juga mikro dan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat," ungkap dia.
Menurut dia, berbagai implementasi program kemandirian pangan itu juga sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022.
Yakni senantiasa menjaga kestabilan inflasi pangan di tengah risiko kenaikan harga pangan dan energi di berbagai negara, akibat konflik global antara Rusia dan Ukraina.
"Presiden juga berharap agar upaya pengembangan ketahanan pangan tidak hanya secara makro saja, tetapi menyeluruh ke tingkat mikro," beber Erwin.
Inflasi di Provinsi Sumatera Selatan pada Juli 2022 lalu tercatat sebesar 6,26 persen (yoy). Itu disebabkan tingginya inflasi dari komoditas volatile foods (cabe merah, bawang merah), transportasi udara, dan dari harga-harga yang diatur pemerintah.
Angka itu masih lebih rendah bila dibandingkan rata-rata inflasi di Pulau Sumatera 6,43 persen (yoy).
Namun, masih lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 4,94 persen (yoy).
Selanjutnya, dia menegaskan langkah pengendalian inflasi bersama TPID tidak berhenti dalam kegiatan Jambore Petani Milenial.
"Kami bersama TPID akan terus melakukan langkah penguatan pengendalian pangan antara lain melalui optimalisasi dan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD), serta mendukung penyediaan Alsintan dan Saprodi termasuk pengembangan sektor pangan lainnya melalui periklanan dan digital farming," tegas dia.
Selain itu, TPID juga akan melakukan operasi pasar bersama serta terus menjaga koordinasi dan komunikasi guna mengawal ekspektasi masyarakat terhadap pengendalian harga.
"Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan dapat mendukung kesuksesan GNPIP, searah dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 yang menekankan pentingnya membangun ketahanan pangan," tutup Erwin. (mcr35/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Wanita Pemuas Nafsu, Vandi Hanya Bawa Duit Rp 100 Ribu, Terjadilah!
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Cuci Hati