jpnn.com, JAKARTA - Permintaan Menristekdikti Mohamad Nasir agar perguruan tinggi (PT) melakukan kerja sama salah satunya dengan Universitas Terbuka (UT) dalam penerapan pendidikan jarak jauh (PJJ), langsung disikapi dengan penyediaan infrastruktur.
Menurut Wakil Rektor I UT Mohamad Yunus, sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) terlama dan paling besar jumlah mahasiswanya, UT harus menyapkan diri agar bisa memberikan support bagi perguruan tinggi lainnya dalam mengadakan pembelajaran jarak jauh. Ujung-ujungnya untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
BACA JUGA: Tingkatkan APK, Universitas Terbuka Jangkau Daerah 3T
"Ini Pak Rektor sedang merencanakan dan mulai melakukan akselerasi pengembangan UT, salah satunya infrastruktur. Mulai dari penataan dan perluasan infrastruktur, pengelolaan manajemen pusat dan daerah. Kami mengembangkannya melalui smart campus," terang Yunus di Kampus UT, Rabu (12/9).
Dengan smart campus, lanjutnya, mahasiswa selain yang online, komunitas online dibesarkan dalam pembelajaran e-learning. Bagi mereka yang tidak punya akses, akan diusahakan agar mereka bisa selalu online.
"Fasilitas ini gratis bagi mereka dan akan ada kampus kecil agar mereka bisa berinteraksi. Sehingga pada akhirnya e-learning hanya modus saja, tetapi e learning ataupun tidak kompetensi mahasiswanya akan sama saja pada akhirnya. Yang berbeda hanya cara layanannya," bebernya.
BACA JUGA: Universitas Terbuka Gratiskan Biaya Kuliah Mahasiswa NTB
Dia menambahkan Menristekdikti meminta UT menjadi cyber university yang lebih dari sekarang. Artinya universitas yang memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi digital berbasis teknologi informasi dalam layanan pembelajaran bagi mahasiswa dan manajemen. Usaha tersebut diterapkan di semua lini.
Mulai dari sistem pembelajaran, kurikulum, pelayanan, fasilitas, maupun sarana dan prasarana lainnya. itu semua dikembangkan dengan berbasis teknologi.
BACA JUGA: Menristekdikti Targetkan UT punya Sejuta Mahasiswa
"Sebenarnya UT sudah lama melakukan e-learning dan lainnya. Tetapi nomenklatur yang disampaikan Menristekdikti membuat kami tersentak dan harus bergerak untuk lebih dari sekarang. Misalnya, ada mahasiswa yang semuanya online, mulai dari registrasi sampai ujian pun online. Ini kami juga sudah menerapkan ujian tanpa pengawas - yang mengawasi elektronik -, perangkat digital bahkan harus ujian di rumah," paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Yunus, sejak awal semua layanan UT adalah pembelajaran jarak jauh. Itulah kenapa ditunjuk UT, supaya bisa memanfaatkan semua teknologi digital untuk pembelajaran.
UT, menurut Yunus, sudah siap menjadi cyber university yang lebih maju. Dengan demikian PT lainnya bisa memanfaatkan bukan hanya mahasiswa UT tetapi (mahasiswa) lainnya. Mereka bisa mengambil sejumlah mata kuliah di UT yang juga diakui oleh perguruan tinggi lainnya.
"Perguruan tinggi yang lain misalnya mau membuat e-learning, itu kan mahal. Mereka harus menyiapkan SDM-nya, alatnya, sibernya, pelatihannya, karena investasi untuk e_learning itu tidak murah. Dengan adanya UT, masalah perguruan tinggi bisa teratasi karena UT menyiapkan infrastrukturnya," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti Ajak Istri Kepala Daerah Kuliah di UT
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad