Dukung PTM Terbatas, Pemda Menggiatkan Vaksinasi, Mendikbud Nadiem Mengapresiasi

Selasa, 06 April 2021 – 16:42 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyaksikan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang ditujukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) se-kota Balikpapan, Kalimantan Timur, di Dome Kota Balikpapan, Selasa (6/4).

“Kemendikbud mengapresiasi pemerintah kota Balikpapan yang telah memprioritaskan vaksinasi bagi PTK,” kata Mendikbud Nadiem dalam kunjungan kerjanya ke Balikpapan.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem: SKB Sudah Berlaku, Tidak Perlu Menunggu Juli 2021

Dia menilai langkah Pemerintah Kota Balikpapan memberikan vaksinasi bagi PTK jenjang PAUD, TK, SLB dan SD sangatlah tepat.

“Sebab, murid-murid jenjang tersebutlah yang paling sulit melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi,” ungkapnya.

BACA JUGA: Gelombang Ketiga Covid-19 Dorong Menteri Budi Atur Strategi Baru untuk Vaksinasi

Menurut Nadiem, setelah guru-guru mendapat vaksinasi Covid-19, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bisa segera dilakukan.

“Tidak perlu menunggu sampai bulan Juli,” tegas Nadiem.

BACA JUGA: Minta Sekolah Segera Tatap Muka Terbatas, Mendikbud: Jangan Tunggu Juli

Menurutnya, dengan divaksinnya PTK Kota Balikpapan secara lengkap, maka satuan pendidikan dapat segera memberikan opsi PTM terbatas sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan Selasa (30/3).

“Tidak perlu menunggu tahun ajaran baru untuk memulai PTM terbatas,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Balikpapan menggiatkan vaksinasi sebagai bentuk dukungan dan komitmen bersama untuk segera melakukan PTM terbatas di masa pandemi Covid-19.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan pihaknya telah melakukan vaksinasi kepada 2.600 PTK.

“Hari ini tambah 1.000 orang. Jadi, totalnya 3.600 PTK,” kata dia.

Rizal berharap kedatangan Mendikbud Nadiem bisa mendorong bertambahnya pengiriman dosis vaksin sehingga makin banyak PTK yang divaksinasi dan rencana PTM terbatas bisa segera dilaksanakan.

Sebanyak 1.000 PTK yang divaksinasi dosis pertama hari ini mencakup PTK jenjang PAUD, TK, SLB, dan SD. Sebanyak 50 di antaranya adalah PTK Madrasah Ibtidaiyah (MI) di bawah binaan Kementerian Agama (Kemenag).

“Sejak Desember tahun 2020, Pemkot Balikpapan telah melakukan uji coba PTM di 70 sekolah. Sebenarnya (untuk PTM terbatas) kami sudah siap, tinggal jumlah gurunya yang harus lebih banyak divaksinasi,” kata Rizal.

SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan Selasa (30/3) menyatakan bahwa setelah PTK di satuan pendidikan divaksinasi Covid-19 secara lengkap, pemerintah pusat atau pemerintah daerah, kantor atau kantor wilayah Kemenag mewajibkan satuan pendidikan untuk, pertama, memberikan layanan PTM terbatas, dan kedua, memberikan layanan PJJ.

Namun demikian, satuan pendidikan yang sudah ataupun dalam proses melakukan PTM terbatas walaupun PTK-nya belum divaksinasi tetap diperbolehkan, selama mengikuti protokol kesehatan dan sesuai izin pemerintah daerah.

Mendikbud Nadiem menyampaikan bahwa salah satu tantangan terbesar dari PJJ adalah murid tidak bisa ke sekolah untuk berinteraksi dengan guru dan teman-temannya.

Dia meyakini bahwa manfaat PTM, meski terbatas pada kenyataannya sulit digantikan dengan PJJ.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemda, warga satuan pendidikan, dan seluruh pihak yang terus bahu membahu memastikan prinsip kesehatan, keselamatan, dan tumbuh kembang anak berjalan semaksimal mungkin,” tutupnya.

Salah satu tenaga pendidik yang melakukan vaksinasi di Dome Kota Balikpapan yaitu Azam Izzati. Dia merupakan perwakilan guru dari PAUD Mutiara Azam.

Izzati menyambut gembira pelaksanaan vaksinasi bagi PTK.

Dia berharap semua PTK segera mendapat vaksinasi Covid-19.

“Kepada rekan-rekan guru jangan takut divaksin, supaya sehat,” katanya.

Erlin Oktyawardani, salah satu pengajar di KB dan TK Kartika 58 mengatakan kebijakan vaksinasi bagi PTK sangat bagus. Sebab, ujar dia, guru adalah garda terdepan penggerak roda pendidikan.

Oleh karena itu, kata dia, penting bagi pendidik untuk memiliki imunitas tubuh yang kuat dalam menyelenggarakan pembelajaran, terutama PTM terbatas.

Tak berbeda dengan rekannya yang lain, Warso, guru SD Patra Dharma 3 Kota Balikpapan mengaku merasa lebih fit setelah dua minggu mendapat vaksinasi Covid-19.

Warso menekankan PTK memastikan kondisi kesehatan masing-masing agar memenuhi syarat sebelum divaksin.

“Vaksinasi sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Kita juga harus tetap menjalankan protokol kesehatan meski sudah divaksin,” pesannya.

Warso berharap PTM terbatas dapat dilakukan dengan aman dan sesuai prosedur kesehatan yang berlaku. Sekolah harus memenuhi daftar periksa dan orang tua diberikan keleluasaan untuk mengambil keputusan.

“Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan sangat menentukan dalam pengambilan keputusan yang tepat sebelum PTM terbatas dimulai,” ungkap Warso.

Tak hanya vaksinasi, di lokasi yang sama Mendikbud turut menyaksikan penyerahan bantuan sumbangan biaya pendidikan (SPP) Pemkot Balikpapan bagi sekolah swasta yang terdampak Covid-19. Bantuan itu dari Wali Kota Rizal untuk lembaga pendidikan. Di antaranya bantuan untuk SD Patra Dharma 3 sebanyak 529 siswa Rp 190.440.000, SD Alauliya 2 Balikpapan sebanyak 546 siswa Rp 196.560.000.

Selanjutnya, MI Nahdhatul Ulama Balikpapan sebanyak 421 siswa Rp. 151.560.000, Mts Ibnu Kaldun Balikpapan sebanyak 163 siswa Rp 99.000.000, SMP Patra Dharma 1 Balilpapan sebanyak 427 siswa Rp 256.200.000, SMP PGRI 4 Balikpapan sebanyak 533 siswa Rp 393.000.000.

Hari ini peserta vaksinasi adalah pendidik dan tenaga kependidikan dari PAUD (KB dan TK), SLB, dan SD.

Adapun peserta vaksinasi yang berada di Dome Kota Balikpapan berjumlah 600 orang.

Peserta di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman berjumlah 100 orang, di RS Khusus Bersalin Sayang Ibu 100, di Puskesmas Prapatan 50, di Puskesmas Telaga Sari 50, di Puskesmas Perawatan Klandasan Ilir 50, dan di Puskesmas Perawatan Mekar Sari berjumlah 50.

Dorongan terhadap Penyelenggaraan PTM Terbatas

Sudah satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia dan menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan risiko eksternal lainnya.

Sejak Juli 2020, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai bagian dari upaya menekan dampak negatif yang berkepanjangan akibat tidak terjadinya pembelajaran tatap muka.

Mendukung diterbitkannya SKB 4 Menteri, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian yang turut mendampingi kunjungan kerja Mendikbud menyampaikan apresiasi terhadap prioritisasi PTK untuk mendapatkan vaksinasi.

“Kami mengapresiasi terutama terkait pengadaan vaksinasi. Kami lihat proses distribusinya cukup bagus. Intinya guru harus cepat menjadi prioritas agar PTM terbatas bisa segera dimulai,” ucap Hetifah.

The World Bank melansir, penutupan sekolah di seluruh dunia diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan seumur hidup dari generasi yang saat ini berada di usia sekolah sebesar paling tidak USD 10 triliun.

World Health Organization menyatakan penutupan sekolah memiliki dampak negatif bagi perkembangan kesehatan, pendidikan, pendapatan keluarga, dan perekonomian secara keseluruhan.

Indonesia adalah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan PTM secara penuh. Sementara, sebanyak 23 negara lainnya sudah melakukan PTM penuh.

UNICEF menyebut anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung makin tertinggal. Dampak terbesar dirasakan oleh anak-anak yang paling termarjinalisasi.

Azam Izzati mengisahkan bahwa satuan pendidikannya telah melakukan persiapan untuk melaksanakan PTM terbatas seperti pengadaan sarana dan prasarana kebersihan untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta penerapan aturan protokol kesehatan lainnya.

“Terutama bagi guru TK, sangat sulit untuk mengajar secara daring karena anak-anak butuh pendampingan dan didikan yang menyentuh aspek psikologis mereka,” ucap Azam yang mengaku minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di PAUD cenderung menurun akibat pandemi.

Erlin Oktyawardani mendukung pelaksanaan PTM terutama untuk anak usia dini karena kebutuhan anak-anak PAUD sangat perlu bimbingan dan pendampingan langsung.

“Pembelajaran daring kurang efektif untuk membangun karakter anak-anak usia dini,” jawab Erlin ketika ditanya alasan perlunya segera melakukan PTM terbatas bagi anak usia dini. (*/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinjau Sentra Vaksinasi Covid-19 BUMN di Istora, Bamsoet Harap Vaksinasi Lansia Berjalan Maksimal


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler