Dukung UMKM Naik Kelas, Kanwil Bea Cukai Banten Jalankan Sejumlah Kegiatan

Rabu, 20 Maret 2024 – 08:16 WIB
Kantor Wilayah Bea Cukai Banten dengan Bank Indonesia Provinsi Banten bersinergi dalam mendukung pengembangan UMKM naik kelas di daerah tersebut. Foto: Dokumentasi Humas Bea Cukai.

jpnn.com, BANTEN - Bea Cukai terus berupaya mendorong potensi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Kali ini upaya melalui sinergi dengan instansi lainnya dilakukan Kantor Wilayah Bea Cukai Banten dengan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten.

BACA JUGA: Bea Cukai Jalin Sinergi untuk Optimalkan Pengawasan Barang Ilegal di 2 Kota Ini

Bea Cukai Banten turut terlibat dalam focus group discussion (FGD) dan sinergi pengembangan UMKM.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dalam sambutannya menyampaikan adanya tren positif untuk UMKM dengan mendorong industri makanan minuman mendapatkan sertifikat halal.

BACA JUGA: Pastikan Fasilitas Kepabeanan Tepat Sasaran, Bea Cukai Kunjungi 3 Perusahaan Ini

Dukungan ini diinisiasi dan dilaksanakan Badan Ekonomi Syariah yang ada di Indonesia.

Bentuk dukungan lainnya dalam mengembangkan pertumbuhan UMKM dilakukan dengan menciptakan ekosistem digital yang menyeluruh para pelaku usaha lewat berbagai program.

BACA JUGA: Periksa Penumpang Kapal, Bea Cukai Tanjungpinang Temukan Barang Haram Sebanyak Ini

Dukungan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu Provinsi Banten dilaksanakan dengan keahlian teknis masing-masing direktorat.

“Kemenkeu siap memberikan informasi dan pelatihan yang dibutuhkan oleh UMKM. Mulai dari DJKN tentang lelang, DJPb tentang pembiayaan, DJBC tentang ekspor, DJP tentang perpajakan, dan Bea Cukai Soekarno-Hatta lekat dengan e-commerce,” kata Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Banten.

FGD yang diinisiasi BI Perwakilan Wilayah Banten merupakan rangkaian kegiatan.

Selain itu nantinya juga akan diadakan Karya Kreatif Banten yang digelar BI.

Kepala Kanwil Bea Cukai Banten menyampikan pada 2023 lalu terdapat 257 UMKM binaan Kemenkeu Satu Banten.

Perinciannya 62 UMKM rintisan, 163 UMKM Mandiri, dan 32 UMKM siap ekspor. Tercatat sebanyak 12 UMKM telah melaksanakan ekspor perdana maupun telah melakukan ekspor berkelanjutan dengan total perkiraan nilai ekspor sebesar Rp 2.029.700.000.

UMKM tersebut merupakan kategori UMKM produk olahan makanan, handicraft (kerajinan), serta garmen dan fashion.

Kasubdit Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar meyakini dengan sinergi dengan berbagai lembaga lain, seperti BI akan menambah jumlah UMKM yang dapat berkembang bahkan melakukan ekspor.

"Sehingga menambah nilai perkiraan ekspor pada tahun 2024 ini,” ujar Encep.

Edukasi dan sosialisasi terkait tugas kepabeanan juga dilakukan Bea Cukai Yogyakarta dengan mengenalkan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor untuk industri kecil dan menengah (KITE IKM) kepada pelaku UMKM.

Sosialisasi tersebut diadakan saat FGD yang diselenggarakan Pemkab Bantul melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian.

Encep menyampaikan Kemenkeu melalui Bea Cukai aktif mendorong UMKM ekspor melalui berbagai program, di antaranya fasilitas KITE IKM dan Klinik Ekspor.

“KITE IKM merupakan fasilitas kepabeanan yang memberikan kemudahan pembebasan bea masuk serta tidak dipungut atas PPN dan PPNBM atas impor bahan baku, bahan penolong, mesin untuk diolah, dirakit, atau dipasang dengan barang lain dengan tujuan untuk diekspor,” pungkas Encep. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler