Dukungan Tokoh Gagal Tak Bakal Angkat Suara Prabowo-Hatta

Kamis, 29 Mei 2014 – 18:08 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bergabungnya sejumlah politisi tenar untuk memperkuat barisan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai tak akan efektif mendongkrak suara pemilih. Sebab, bisa jadi hal itu justru membebani duet calon presiden-calon wakil presiden yang diusung Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP dan PBB itu.

Penilaian itu disampaikan pengamat politik dari Univeristas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjoto, menanggapi bergabungnya Marzuki Alie, ali Masykur Musa dan Mahfud MD ke kubu pasangan Prabowo-Hatta. Menurut Arie, bergabungnya ketiga tokoh itu tak akan berimbas signifikan bagi pundi-pundi suara Prabowo-Hatta.

BACA JUGA: MenPAN-RB Sarankan Bentuk Kabinet Ramping

Arie lantas mencontohkan fakta Marzuki gagal lolos kembali ke DPR RI ketika menjadi calon legislatif (caleg) PD di pemilu legislatif 9 April lalu. “Tokh dalam pemilu saja tak laku. Itu hanya karena kepentingan Marzuki yang tersingkir,” kata Arie saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Kamis (29/5).

Demikian pula dengan Mahfud MD yang kini memimpin Tim Pemenangan Prabowo-Hatta. Menurut Arie, figur Mahfud telah menunjukkan pragmatisme dalam politik karena awalnya berambisi jadi capres namun ketika gagal langsung mau ketika ditawari posisi sebagai ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta.

BACA JUGA: Ingatkan Honorer Bodong untuk Mundur Daripada Dipidana

"Publik akan lihat sebagai pragmatisme politik. Sekelas capres harusnya tak jadi timses. Harusnya jadi negarawan. Mahfud menurunkan sendiri kualitas dirinya," ulas Arie.

Sementara Ali Masykur juga dinilai tak akan banyak berkontribusi karena saat mengikuti konvensi capres di PD saja tak masuk dalam tiga besar. Ali bersama Marzuki merupakan peserta konvensi capres di PD yang akhirnya dimenangi Dahlan Iskan.

BACA JUGA: Anggap Ketegasan Prabowo Luntur Karena Kompromi Koalisi

Karenanya Arie justru mengingatkan bahwa bergabungnya tokoh-tokoh yang sebenarnya gagal itu bakal menambah beban Prabowo-Hatta. “Kita tahu nalar politisi dan pemilih bisa berbeda. Kecil kemungkinan  keberadaan mereka menarik hati pemilih. Jadi kalau kita lihat koalisi dukungan politisi, itu hanya manuver kelas atas yang belum tentu diikuti massa rakyat,” ulas dosen di Fisipol UGM itu.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IPW: Perampokan di Sumut Memprihatinkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler