Dulmatin Siapkan Kader Perakit Bom

Sebelum Tewas Ditembak Densus

Jumat, 12 Maret 2010 – 05:59 WIB
JAKARTA - Personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri belum bisa tidur nyenyakMeski tokoh teroris yang tewas tertembak di Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa lalu (9/3) dipastikan Dulmatin alias Yahya Ibrahim alias Muktamar, polisi meyakini sejumlah pelatihan perakitan bom sudah dilakukannya.

Pria bernama asli Joko Pitono itu diketahui Densus 88 sebagai juru rakit bom tingkat wahid di atas level Dr Azhari

BACA JUGA: RTRW di 26 Wilayah Terganjal Hutan

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menegaskan, kemampuan Dulmatin merakit bom memang luar biasa.

"Dari pengakuan Ali Imron (perakit bom Bali I, terpidana seumur hidup, Red) Dulmatin memang hebat
Dia lebih tinggi kelasnya daripada Dr Azhari," kata Kapolri saat konferensi pers di Rupatama, Mabes Polri, Kamis (10/3).

Raut muka orang nomor satu di tubuh Korps Bhayangkara itu tampak berseri-seri

BACA JUGA: Karakter NKRI Mulai Luntur

Bambang juga mengajak seluruh jajaran perwira tinggi Mabes Polri
Misalnya, Wakapolri Komjen Jusuf Manggabarani, Irwasum Komjen Nanan Soekarna, Kabaintelkam Irjen Saleh Saaf, dan Kadiv Humas Irjen Edward Aritonang.

Dalam penggerebekan di Pamulang, Densus 88 menemukan skema perakitan bom yang ditulis tangan

BACA JUGA: RUU RTRW Tahun Ini Kelar

Selain itu, ditemukan pcb detonator yang belum dirangkai"Ada juga remote bom jarak jauh yang dibawa," kata Kapolri.

Polisi juga menemukan salinan paspor nomor 42677 yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Jakarta Timur atas nama Yahya IbrahimJuga nota penukaran uang dolar senilai USD 1.100 dan nota penukaran mata uang Filipina, peso, di sebuah money changer di General Santos, Filipina.

Di rumah Fauzi Syarief (tempat kontrakan Dulmatin), mantri kesehatan di Gang Asem, Pamulang, polisi menyita handycam dan laptop merek Acer"Data di dalamnya sedang dipelajari dan masih dikembangkan," kata BambangDi Aceh polisi menemukan senjata AK-47, M-16, ribuan peluru kaliber 7,62 dan 5,56, serta bom asapBentuk senjata itu tidak lazim seperti rakitan gerilyawan Filipina Selatan.

Bambang memastikan jasad Dulmatin setelah dilakukan pengecekan DNA dengan sampel ibu Hj Masniyati dan anaknya, Ali Usman"100 persen Dulmatin dengan kemungkinan kesalahan satu dibanding 100 ribu triliun," kata alumnus Akpol 1974 itu.

Dua orang yang juga tewas di Pamulang adalah pengawal Dulmatin, yakni Ridwan asal Maros, Sulawesi Selatan, dan Hasan Noor asal Cengkareng, Jakarta BaratDi tangan Ridwan ada pistol FN dan hp bernomor sim card asal AcehSelain itu, terdapat daftar nomor telepon yang ditulis di kertas sobekan.

Tim DVI (Disaster Victim Identification) Mabes Polri juga mengecek kesamaan alis Dulmatin, raut muka, tahi lalat, dan bentuk hidung"Tadi (kemarin, Red) pagi pukul 10.00 saya laporkan ke Presiden SBY dan Wapres Boediono," kata Bambang.

Secara tegas, dia menyebut kelompok yang "bermain" di Aceh dan digerakkan oleh Dulmatin adalah Jamaah Islamiyah"Kita kontak tembak di Aceh sejak 22 Februari dengan kelompok JI," katanya.

Dulmatin dibantu orang-orang yang pernah tertangkap dalam kasus terorisme sebelumnya"Dari 400 orang yang tertangkap, sudah 242 orang yang bebasNah, sebagian dari mereka ini bermain kembali," ujarnya.

Kapolri memastikan penangkapan Dulmatin berdasar pengakuan teroris yang ditangkap di AcehSalah satunya pengakuan Ismet Hakiki dan Zakky Rahmatullah"Ismet adalah orang yang pernah terlibat pengeboman Kedutaan Besar Australia 2004," kata mantan Kabareskrim itu.

Sebelum menangkap Dulmatin, polisi juga meringkus Sofyan Atsauri di Depok, Jawa BaratSofyan adalah pemasok senjata latihan"Dia pernah mendirikan tempat latihan menembak di Depok," kata Bambang.

Total ada 21 orang yang diringkus di Aceh dan lima orang dalam penggerebekan di Pamulang"Skenario mereka itu tidak terputus dan saling berkaitan," katanya.

Dulmatin juga sudah memerintahkan anggotanya melakukan aksi perampokan"Sudah ada instruksi untuk fa'i (perampokan) di beberapa wilayah lain," kata Kapolri.

Fa'i adalah aksi mengambil harta orang yang dianggap kafir atau murtad untuk mendukung aksiSaat ditanya soal hadiah USD 10 juta yang ditawarkan pemerintah AS dan Filipina untuk kepala Dulmatin, Bambang menjawab diplomatis"Kita tidak bekerja berdasar itu (hadiah uang), tapi murni untuk penegakan hukum," katanya.

Kapolri juga berterima kasih kepada masyarakat Aceh yang membantu mengungkap jaringan Dulmatin itu"Bahkan, sampai keuchik (kepala desa) ikut membantuPolri sangat bersyukur atas bantuan warga Aceh," katanya.

Jaringan-jaringan lain yang belum terungkap, kata Kapolri, segera diburu"Anak-anak sampai hari ini belum istirahatBintang di pundak para perwira ini tidak akan ada nilainya tanpa kerja keras anak-anak di lapangan," kata Kapolri.

Terhadap keluarga tiga Brimob yang tewas di Aceh, Kapolri memberikan santunan dan beasiswa hingga perguruan tinggi untuk anak-anaknyaIstri Boas Waisiri juga diusulkan menjadi PNS Mabes Polri, sedangkan adik Brigadir Darmansyah dan Hendra diusulkan diterima sebagai anggota Polri"Kami kehilangan anak-anak terbaik, tapi alhamdulillah kami bisa mengungkap jaringan ini," kata Kapolri.

Secara terpisah, sumber Jawa Pos menyebutkan, sasaran utama yang diburu Densus 88 saat ini adalah tokoh karismatik JI yang merestui dan melindungi Dulmatin beroperasi di Indonesia"Dia memberi mandat untuk Dulmatin," kata sumber itu saat ditemui di masjid Mabes Polri kemarin.

Perwira menengah itu menyebutkan, si tokoh ini adalah orang yang secara khusus mengundang dan menyiapkan pengawal bagi DulmatinMenurut dia, dari hasil interogasi beberapa tersangka yang merupakan pelapis utama, diketahui Dulmatin menjalin kontak dengan beberapa aktivis asal Indonesia sejak awal 2008"Tapi, itu dilakukan di Filipina Selatan," katanya.

Sumber itu menambahkan, pada Januari 2009, Dulmatin berkunjung ke Jawa Tengah"Dia bertemu tokoh senior JI dan mendapatkan janji perlindungan jika kembali beraktivitas di IndonesiaSetelah itu, paspor dan segala kebutuhan Dulmatin di Indonesia mulai disiapkan.

Pada Maret 2009, Dulmatin kembali masuk Indonesia melalui BatamDia menggunakan paspor atas nama Yahya Ibrahim yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Jakarta TimurDulmatin sempat transit di LampungLalu, Mei 2009, Dulmatin masuk JakartaDia diarahkan anggota kelompoknya untuk bersembunyi di Pamulang, Tangerang SelatanAlasannya, permukiman itu padat kontrakan yang sering digunakan warga pendatang sehingga tidak dicurigai warga.

"Saat itu konsentrasi kami memang agak lengah karena ada perubahan sistem secara internal di satuan," kata sumber ituLalu, bom meledak Juli 2009 di Marriott"Dari pengakuan Ismet, Dulmatin sama sekali tidak terlibatTapi, kami belum percaya, masih kami pastikan lagi," ujarnya.

Pada Oktober 2009, setelah Noordin tewas di Solo pada 17 September 2009, tanzhim (struktur) qaidatul jihad menunjuk Dulmatin sebagai pimpinan askari (militer)Dia mulai merekrut dan memanggil ulang para anggota kelompok, baik yang pernah dipenjara maupun yang belum tertangkapAwal Januari 2010, pengiriman tadrib askari (latihan militer) dimulai"Namanya memang tadrib (pelatihan), belum ada target karena mereka menyiapkan penerus," katanyaLokasi dipilih Jantho, Aceh Besar.

Menurut sumber itu, Dulmatin juga sudah menyiapkan perakit-perakit bom baru"Salinan yang kami temukan di tas Dulmatin adalah sobekan di buku tulisCatatan ini sengaja diedarkan secara terbatas tanpa dikopi, tanpa dibuat file, tapi hanya kertas," katanya.

Gunanya, dalam kondisi terpaksa, catatan itu bisa segera dimusnahkan"Cukup dikunyah lalu ditelanSudah tidak ada bukti," kata perwira yang pernah kursus antiteror di Manila, Filipina, ituSelain mengajari merakit bom dan memerintahkan merampok, Dulmatin berbagi keahlian metode perang gerilya dan penggunaan senjata tajam maupun senjata api"Mereka mengadopsi teknik gerilyawan Abu Sayyaf di Filipina Selatan," katanya(rdl/iro

BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Ditagih Janji Guantanamo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler