Dulu Belajar Gitar sambil Nangis, Kini Jadi Kecanduan

Kamis, 24 Juli 2014 – 09:39 WIB
GADIS BERGITAR: Monik bergaya dengan gitar. Dia piawai bermain gitar sejak SMP. Foto: Ratna Mutu Manikam for Jawa Pos

DENGAN keringat dan kerja keras selama bertahun-tahun, akhirnya Ratna Mutu Manikam bisa memetik hasilnya. Kemampuannya dalam memainkan gitar berhasil menarik hati musisi kawakan Ahmad Dhani.
----------------------------
Nanda Putu Dermawanti, Surabaya
----------------------------
GITAR menjadi sahabat karib Ratna Mutu Manikam. Perempuan yang akrab dipanggil Monic itu sangat lihai memetik senar gitar Wild Fire-X miliknya. Jari-jari Monic menari dengan indahnya. Tidak jarang, Monic memainkannya sambil menyanyi. Sayangnya, suaranya tenggelam karena kalah oleh suara gitar.

Begitu memainkan gitar, raut wajah Monic lebih serius. Kepalanya mengikuti irama lagu yang dimainkan. Sesekali rambutnya disibakkan ke atas hingga menutupi parasnya yang ayu.

BACA JUGA: Sujiatmi Menangis Jadi Saksi Sejarah Anak Sendiri

Padahal, bila ditemui dalam keadaan biasa, Monic tampak kalem dan tenang sebagaimana gadis lainnya. Namun, berbeda saat memainkan lagu rock, Monic tampil sangar dan brutal. Keningnya sesekali mengernyit. Bahkan, dia bisa melompat-lompat kecil saat memainkan lagu yang nge-rock. Tangannya begitu akrab dengan gitar.

Meski memainkan tempo yang cepat dan teknik yang cukup tinggi, Monic tidak kesulitan. Dia juga tidak perlu melihat catatan not maupun kunci yang dimainkannya. Monic telah menghafalnya di luar kepala. Saat itu Monic membawakan lagu terbaru Bethseba yang berjudul Yakinkan Aku.

BACA JUGA: Terus Berlatih agar Tidak Grogi di Depan Ilmuwan Dunia

”Lagu ini yang buat Naurel, vokalisnya Bethseba. Terus diolah sama arranger-nya Ahmad Dhani,” kata Monic saat ditemui di kediamannya di Sidoarjo. Setelah memainkannya, Monic menceritakan kisahnya saat direkrut pemilik Republik Cinta Management (RCM) Ahmad Dhani.

Gadis kelahiran 12 Juni 1997 itu bertemu dengan Ahmad Dhani saat mengikuti audisi Digital Icon di Colors Pub Surabaya. Saat itu Monic menunjukkan kelihaiannya memainkan gitar. Dengan teknik swipe-nya, Monic membuat Ahmad Dhani terpukau hingga mendapat tiket Wow. Artinya, dia lolos mengikuti tahap selanjutnya.

BACA JUGA: Mengenal Musa, Hafiz Cilik yang Hafal 30 Juz Alquran

Namun, Monik tidak memenuhi panggilan tersebut karena masih UAS. ”Saya ditelepon manajemen RCM. Tapi, katanya nanti langsung dikontrak. Akhirnya, nggak ke sana. Padahal, waktu itu masih audisi 55 orang,” ujarnya polos. Meski begitu, dalam audisi Digital Icon, Monic meraih penghargaan The Best Coolest Player.

Setelah UAS berakhir, pada 11 Juni, Monic mendapat undangan dari RCM untuk berangkat ke Jakarta. Tanpa diduga, saat tiba di Studio RCM, Ahmad Dhani langsung membentuk band yang bernama Bethseba. Personelnya terdiri atas tiga orang perempuan. Yaitu, Naurel (vokalis), Dita (drumer), dan Monic (gitaris).

Bahkan, pada hari itu juga, Monic langsung latihan bersama personel lainnya. Latihannya cukup padat. Mulai pukul 10.00 hingga pukul 04.00 subuh.

Selain itu, RCM menawarkan peluang emas kepada Monic. Yakni, mengontraknya selama tiga tahun. Bukan kepalang kagetnya. Monic merasa gembira dan langsung menyetujuinya.

Saat bertandang ke Studio RCM, Monic mengaku berdebar-debar saat bertemu Ahmad Dhani. Apalagi dia juga bertemu Mita The Virgin yang dikaguminya. ”Deg-degan waktu ketemu. Tapi, mereka orangnya akrab, supel,” ucapnya dengan wajah berseri-seri.

Harus diakui, dalam diri Monic mengalir darah seni yang kuat. Sebab, ayah Monic, Achmad Dhamiry, adalah gitaris. Ibunya, Wati Wamela, mantan vokalis Lady Rocker pada 1980-an. Dia banyak belajar menyanyi bersama sang ibu dan belajar gitar sejak kelas IV SD bersama ayahnya.

Awalnya, siswa kelas XII SMKN 12 Surabaya tersebut mengaku tidak suka bermain gitar. Bahkan, dia kerap belajar bermain gitar sambil menangis. ”Waktu itu Papa bilang, ’Percaya sama Papa, nanti kamu enak. Allah akan membuktikan itu,’,” kata Monic menirukan ayahnya.

Monic mulai menyukai gitar pada kelas VII SMP. ”Nggak usah disuruh Papa, sudah latihan sendiri,” ujarnya, lantas tersenyum. Sekarang, lanjut Monic, gitar selalu menemaninya. Baginya, gitar adalah segalanya. Tiada hari tanpa memainkannya. Dalam sehari, dia selalu berlatih delapan jam.

Saat berlatih, jari Monic sempat sobek. ”Latihan tapping (menekan-nekan senar gitar seperti orang mengetik, Red) terasa perih. Ternyata, berdarah. Tapi, senang sih meski berdarah, hehe,” kenangnya, lantas tertawa. Selain sobek, jarinya pun ngapal (kulitnya menebal). Namun, dia tidak peduli. Baginya, yang penting belajar dan belajar. Monic juga bilang bahwa gitaris harus memiliki ciri khas. Karakter yang berbeda bisa membuat keunikan sehingga mudah dikenal.

Selain kepada ayahnya, Monic belajar kepada komunitas gitaris di Surabaya. Salah satunya bersama gitaris Macan, Gatuk Wicaksono. Bukan hanya itu, Monic juga terinspirasi oleh berbagai gitaris terkemuka. Misalnya, Paul Gilbert, Kiko Loureiro, Mita The Virgin, dan Prisa.

Meski perempuan, Monic mengaku lebih suka lagu rock dan metal. ”Soalnya, lagu rock condong gahar, banyak teknik juga,” tuturnya.

Di kota ini, Monic punya band bernama Monic and The Geekboys. Dalam band tersebut, Monic menjadi vokalis sekaligus gitaris. Hingga saat ini pun Monic masih sering bermain bersama band tersebut. Kelompok itu digagas Gatuk Wicaksono pada 2012 dan menyabet juara festival band kategori pelajar se-Indonesia.

Ujian yang dihadapi Monic tidak hanya kerja keras. Monic juga mendapatkan caci maki dari teman-temannya saat SMP. Dulu saat aktif nge-band, Monic kerap mengikuti festival hingga pulang malam. Dia sampai diejek teman-temannya karena nilainya turun.

Bahkan, gurunya berkata hal yang tidak mengenakkan. ”Ngapain di musik, kamu mau ngamen ta? Sejak itu, Monic pengin membuktikan kalau bisa,” beber Monic dengan wajah serius.

Akibat ejekan itu, Monic merasa sedih hingga tidak mau sekolah seminggu. ”Saya sampai mbolos nangis-nangis,” imbuhnya.

Dia merasa sakit hati terhadap perlakuan teman dan gurunya. Meski begitu, Monic tetap berusaha menjadi gitaris terbaik dengan cara berlatih.

Berbeda halnya saat Monic menginjakkan kaki di SMKN 12 Surabaya. Menurut dia, teman dan para guru sangat baik. Dia merasa nyaman. Teman-temannya peduli dan memberikan semangat kepada Monic. Begitu pula gurunya.

Sekolah sangat mendukung prestasi Monic. Jika ada hal yang ingin didiskusikan, para guru siap memberikan solusi dan masukan untuk Monic. Maka, Monic memutuskan tetap bersekolah di SMKN 12 Surabaya.

Begitu pula RCM. Manajemen RCM memberikan toleransi kepada Monic yang masih sekolah. ”Om Dhani tahu kalau saya kelas tiga, jadi ada toleransi. Pindah sekolah ke Jakarta nggak apa-apa. Tapi, di Surabaya juga nggak apa-apa,” tuturnya.

Setelah Lebaran, Bethseba berencana mengadakan tur ke berbagai kota. Monic berharap kegiatan tersebut berjalan lancar. Di samping itu, dia bersama kedua personel Bethseba tengah menyiapkan materi untuk album kompilasi terbaru. Jadi, tak heran saat Agustus nanti, aktivitas Monic semakin padat.

Apa pun, dalam usia yang muda, Monic berhasil membuktikan bahwa setiap kerja keras pasti mendapat ganjaran yang indah. (*/c6/dos)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pipik Kaget Alfie Alfandy Mirip sang Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler