Dulu Berjuang untuk Negara, Sekarang Veteran Ini Merana

Minggu, 14 Agustus 2016 – 06:31 WIB
Pejuang kemerdekaan, Moetadjab. Foto: pojokpitu

jpnn.com - SURABAYA--Bangsa Indonesia sudah menikmati 71 tahun kemerdekaan. Kebebasan dan kemerdekaan itu tidak lepas dari jasa para pahlawan dan pejuang yang telah berjuang dan berkorban demi mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mengingat jasa-jasa itu, para pejuang yang seharusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Nasib veteran justru terabaikan.

BACA JUGA: Informasi Penting soal Rekrutmen CPNS dari Menteri Baru

Salah satunya adalah Moestadjab. Selain hidup dalam kemiskinan, prajurit yang semasa mudanya ikut berperang melawan penjajah ini juga menderita sakit, sehingga harus menghabiskan hari-harinya di atas tempat tidur.

Kondisi kesehatan Moetadjab diketahui setelah rombongan siswa TK Bhayangkari bersama anggota Polsek Rengel mengunjungi rumahnya di Dusun Lohgawe, Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, Tuban, Jawa Timur.

BACA JUGA: Selain Suhu Panas, Lima Hal Ini Perlu Diperhatikan Jamaah Calon Haji

Kondisi kesehatan pejuang veteran yang berusia 92 tahun cukup memprihatinkan. Selain hidup dalam kemiskinan, pejuang pertempuran 10 November Surabaya tersebut kini harus terbaring tak berdaya di tempat tidur. Ia menderita sakit sejak tiga tahun lalu, sehingga tak mampu lagi bangun maupun duduk dan berjalan.

Untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, minum, dan mandi dia dibantu anak perempuannya, Azizah (43). Meski dalam kondisi lemah dan hidup dalam keterbatasan tak mengurangi semangat Moestajab dalam menyambut kemerdekaan RI ke-71 tahun.

BACA JUGA: Dirhubla: Seluruh Penjualan Tiket Kapal Penumpang Harus Diawasi

Dengan mata berkaca-kaca, ia tetap menyambut hangat kedatangan rombongan siswa bersama petugas kepolisian yang mengunjunginya. Dengan lantang, ia bercerita tentang kisahnya dalam peperangan yang heroik. Dimulai dari masa mudanya sebagai pekerja pelayaran, masuk menjadi prajurit dan mendapatkan pelatihan militer di zaman Jepang.

Saat perang 10 November Surabaya, ia langsung bergerak dan berjuang bersama prajurit lain mengusir penjajah.

“Kala itu menjadi anggota siap tempur (sipur) bertugas menghadang tentara penjajah dengan cara menghancurkan jembatan dan jalan untuk menghambat pergerakan musuh,” tuturnya.

Kisah Moestadjab yang menyentuh, membuatnya dianugerahi gelar kehormatan. Sebuah gelar yang didapatnya pada 1981 silam. Gelar itu ditandatangani langsung oleh Wapangab, Laksamana TNI Soedomo.

"Anggota Polsek Rengel sengaja mengunjungi dan memberikan santunan pejuang veteran perang kemerdekaan bersama siswa TK, dengan harapan generasi penerus bangsa saat ini memiliki kepedulian dan mampu mengambil nilai-nilai kepahlawanan dari para pejuang kemerdekaan," ungkap AKP. Musa Baktiar, Kapolsek Rengel.

Hidup dalam keterbatasan bersama anaknya, Azizah, Moestadjab kini hanya mengandalkan tunjangan sebesar Rp 1,4jt per bulan yang didapat dari pemerintah.(end/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prosesi Geladi Paskibraka Berlanjut Minggu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler