Dulu Masjid Ini Dibakar PKI, Rata Tanpa Sisa

Senin, 05 Juni 2017 – 00:05 WIB
Masjid Quba di Desa Bebesen, Takengon, Aceh Tengah, NAD. Foto: JURNALISA/RAKYAT ACEH/JPNN.com

jpnn.com - 21 Juli 1965, langit Bebesen malam itu tampak memerah. Cahaya api datang dari Masjid Quba yang dibakar tujuh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Bangunan berbahan papan itu rata tanpa sisa.

Jurnalisa-Takengon

BACA JUGA: Presiden Jokowi: Kalau Ada Tunjukkan, Saya Gebuk Detik itu Juga

Isa Umar, masih menyimpan kisah dibakarnya masjid Quba dalam ingatannya. Pria kelahiran dua tahun jelang kemerdekaan Indonesia itu bahkan ingat tanggalnya, 21 Juli 1965.

Menurut Isa Umar, masjid Quba dibakar PKI sebagai tanda bahwa Aceh Tengah sudah bisa dibumihanguskan untuk pergerakan PKI yang lebih luas. "Untuk tanda agar PKI menguasai Aceh Tengah,” kata Isa Umar, Jumat (2/6).

BACA JUGA: Usai Digarap Polda Metro Jaya, Ustaz Alfian Tanjung Yakin Tidak Salah

Masjid Quba sangat berarti bagi warga setempat. Apalagi, kala itu jumlah masjid masih sangat sedikit. Usai peristiwa itu, warga kembali membangunnya.

Hingga kini, masjid Quba tenar seantero Aceh. Bahkan acap kali menjadi tempat pengambilan sumpah. “Dikabulkan oleh Allah," kata Isa Umar.

BACA JUGA: Sebut Kader PDIP adalah PKI, Alfian Tanjung Jadi Tersangka di Polda Metro

Warga setempat juga percaya, siapa saja yang berniat tidak baik datang ke masjid Quba pasti mendapat kemalangan.

“Yang selama ini saya ketahui begitu, bila ada masyarakat punya niat tidak baik, pasti akan mengalami hal yang kurang baik juga,” dijelaskan Isa Umar yang juga Ketua MPU Aceh Tengah.

Di masjid Quba juga terdapat Alquran kecil yang lazim disebut Alquran Kerto. “Mungkin nama itu sering disebut karena Alquran kecil itu diikat dengan tali yang sering disebut Kerto. Selama ini disebut Alquran sumpah,” dijelaskan Isa Umar.

Ada juga masyarakat yang sudah bertekad untuk bersumpah, lalu setelah dipikir-pikir batal melakukan sumpah, mungkin saja karena takut.

Kemudian pada tahun 80-an masjid Quba juga sering dikunjungi para menter serta orang-orang penting dari Malaysia. Mereka selain berfoto-foto juga berdoa di dalam masjid.

Selain tempat ibadah, juga sebagai tempat mengambil air suci di belakang masjid. Telaga dengan kedalaman dua meter itu selalu penuh dengan air, disebut Telaga Monyeng.

“Kebeningan airnya sama dengan air zamzam, dan selama ini banyak masyarakat yang mengambil untuk tawar (pengobatan),” ujar Isa Umar.(mai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Kalimat Alfian Tanjung yang Dianggap Fatal


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Masjid Quba   PKI   Komunis  

Terpopuler