Dulu Tempat Menyimpan Istri Muda, Kini Jadi Lokalisasi Tertua

Kamis, 28 April 2016 – 05:28 WIB
Salah satu sudut di lokalisasi Wandan, Kabupaten Tegal. Foto: Radar Tegal/JPG

jpnn.com - TEGAL - Di kawasan jalur pantai utara (Pantura) Jawa di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terdapat sebuah lokalisasi prostitusi legendaris. Namanya adalah Wandan.

Letak Wandan di Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat. Meski di dekat jalur Pantura Jawa, namun Wandan jauh dari permukiman penduduk.

BACA JUGA: Jangan Lupa, Catat Identitas Pembeli Senapan Angin!

Ternyata, Wandan bukanlah tempat yang mulanya disiapkan untuk lokalisasi. Sebab, Wandan dari sejarah berdirinya justru sebagai tempat menyimpan istri muda.

Legenda setempat memuat cerita bahwa Wandan dari nama seorang warga pribumi dari Desa Munjungagung pada 1970-an. Wandan merupakan pemborong bangunan yang memiliki sejumlah karyawan atau kuli bangunan.

BACA JUGA: Waspada, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Pagi Buta

Selain memiliki banyak pegawai, Wandan juga punya banyak teman. Hampir setiap hari rumahnya digunakan sebagai tempat berkumpul teman-temannya.

Bahkan, kala itu ada seorang rekan yang sengaja menitipkan istri mudanya di rumah Wandan. Karena rumah Wandan memang besar dan banyak kamar,  maka ia tak keberatan ketika ada temannya yang menitipkan istri.

BACA JUGA: Keren, 12 BUMN ini Kompak Dukung Pengembangan Pariwisata Joglosemar

Namun, setelah beberapa bulan kemudian, teman yang menitipkan istri itu ternyata  tak kunjung datang. Akhirnya, si istri simpanan yang dititipkan itu berpacaran dengan karyawan Wandan.

“Penitipan (istri muda, red) itu terjadi sekitar tahun 70-an. Berawal dari itu lah, tempat ini sekarang menjadi nama Wandan,” kata Bambang Supeno, salah satu anak kandung Wandan yang saat ini menjadi pengurus di tempat prostitusi legendaris di Tegal itu.

Ternyata Wandan justru kian berkembang setelah praktik penitipan istri muda. Perkembangan itu juga didukung dengan hadirnya sejumlah perempuan seks komersial (PSK) dari Jakarta.

Wandan mendapat limpahan PSK dari lokalisasi di Jakarta yang ditutup. “Waktu itu, di sini (Wandan, red) semakin ramai. Sebab, Wandan merupakan satu-satunya tempat prostitusi di wilayah Pantura,” ungkapnya.

Keberadaan Wandan diikuti munculmya lokalisasi lain. Yakni lokalisasi Gang Sempit (GS) yang berada di samping jembatan Desa Maribaya, Kecamatan Kramat. Kala itu, para kupu-kupu malam masih tercecer di tepi jalan dan jembatan.

Namun, pada 1980-an, pemerintah desa setempat memberi lahan bagi para PSK di Gang Sempit untuk menetap.  Setelah beberapa tahun kemudian, muncullah lokasi prostitusi baru yang kini disebut dengan Peleman. Lokalisasi itu berada di wilayah Desa Sidaharjo, Kecamatan Suradadi.

“Jadi, Wandan merupakan tempat prostitusi tertua di wilayah pantura Kabupaten Tegal. Mungkin usianya lebih dari 40 tahun,” tutur Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, jumlah PSK di Wandan mencapai ratusan. Namun, setelah muncul sejumlah tempat prostitusi di wilayah Pantura, jumlahnya semakin berkurang.

Kiprah Wandan sebagai lokalisasi meredup karena jumlah pelacurnya lebih sedikit dibandingkan  Peleman. Saat ini, jumlah PSK di Wandan hanya sekitar 90 orang.

Sedangkan muncikarinya hanya 40 orang. Jumlah pedagang pun sekitar 60 orang. Sementara jumlah tukang parkir, tukang ojek, dan pedagang keliling, sekitar 110 orang. Dengan begitu, jumlah warga yang terdampak di lingkungan Wandan sebanyak 300 orang.

“Kalau di Wandan cuma 300 orang. Itu pun sudah termasuk dengan muncikari, PSK dan pedagang. Sedangkan di Peleman, PSK-nya saja mencapai 280 orang. Peleman sekarang lebih besar dibandingkan dengan Wandan,” bebernya.

Kendati demikian, Bambang mengaku tidak setuju jika lokalisasi di tempatnya itu ditutup. Menurut dia, jika tempat esek-esek ditutup, dipastikan penderita penyakit HIV justru akan semakin menyebar.

Bambang beralasan, penderita HIV/AIDS tidak bisa terdeteksi. Selain itu, para PSK dengan bebas berkeliaran di jalan, di warung remang, bahkan dengan cara online atau via handphone.

“Walaupun nanti ditutup, saya yakin, para PSK tidak akan alih profesi. Mereka akan tetap beraktivitas dengan caranya sendiri,” tegasnya.(yer/zul/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Febriyanto Ngaku Bisa Narik Uang Gaib Rp 2 Triliun, Ini Triknya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler