Dulu, TNI Disuruh ke Timor Timur tapi...

Senin, 07 Maret 2016 – 02:32 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat Pertahanan dan Militer Dr. Conie Rahakudini Bakrie menyanyangkan masih terus terjadi keribukan di Indonesia. Menurutnya, keributan terjadi karena sumber daya alam dan agama.

“Dulu TNI disuruh ke Timor Timur tapi kemudian dibanting. Ada yang bilang TNI harus kuat tapi ada juga yang bilang TNI tidak boleh kuat, takut seperti orde baru. TNI menjadi bingung, harus berbuat apa dan harus kemana, karena TNI yang tadinya mengurusi kedalam, sekarang harus keluar. Kita juga dianggap negara yang tidak mungkin gagal tapi untuk melangkah susah,” kata Conie saat diskusi bertajuk “TNI antara Idealisme dan Realitas di Era Reformasi” yang digelar Institute Soekarno Hatta (ISH) Pimpinan M. Hatta Taliwang di Jakarta, Jumat (4/3).

BACA JUGA: DPR: Pemerintah Tak Layak Fasilitasi Prostitusi

Conie juga mengaku sedih dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang menyatakan bahwa kalau sampai UU Komcad diluluskan maka anggota TNI bisa dikurangi 30 persen.

“Kok, Panglima TNI menegosiasikan kekuatan negara,” ujar Conie.

BACA JUGA: Nasib PNS Ijazah SD-SMA di Tangan Kepala Daerah

Saat ini, menurut Conie, semua bicara proxy War. Padahal Menlu RI tidak pernah menyatakan ancaman tersebut.

“TNI seperti disipilkan dan sipil dimiliterkan,” katanya.(dkk/fri/jpnn)

BACA JUGA: Jika Munas Tertunda, Golkar Bakal Jadi Penonton di Pilkada

BACA ARTIKEL LAINNYA... Labora Melarikan Diri, Apa Mungkin Polisi Cari Polisi?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler