Pakar kesehatan dunia memperingatkan kemungkinan terjadinya epidemi diabetes dan tuberculosis (TB), yang bisa membawa dampak serius dalam sistem layanan kesehatan jika tidak cepat ditangani.
Dalam laporan bersama yang dirilis International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) serta World Diabetes Foundation disebutkan, kedua penyakit ini telah menjadi penyebab kematian utama dan disabilitas di seluruh dunia.
BACA JUGA: Teater Melbourne Buat Boneka Wayang Terbesar di Dunia
Penasehat senior IUATLD Professor Anthony Harries menyatakan, di negara-negara dengan tingkat prevalensi TB yang tinggi, penderita diabetes akan berisiko tinggi terjangkit TB.
"Risiko bagi penderita semacam itu bisa tiga kali lebih tinggi," jelasnya.
BACA JUGA: Inilah Panti Jompo Pertama Buka Pintu untuk Gay di Melbourne
Diabetes adalah penyakit yang semakin meningkat di negara berkembang, dengan perkiraan 80 persen kasus diabetes terjadi terutama di kawasan Asia, dalam 20 tahun ke depan.
Laporan ini menjelaskan, ternyata separuh dari penderita diabetes tidak menyadari dirinya terkena diabetes sampai terjadi komplikasi.
BACA JUGA: Dokter Penular Hepatitis C Digugat 54 Wanita di Melbourne
Sementara TB sebagai penyakit menular melalui bakteri.
Prof. Harries mengatakan, dampak diabetes adalah mengurangi kekebalan tubuh melalui mekanisme yang belum dipahami saat ini.
"Jadi, begitu kekebalan tubuh seseorang menurun, maka tubuhnya akan membiarkan bakteri TB untuk berkembang menjadi penyakit," jelasnya.
Laporan ini mengungkap kombinasi penderita TB sekaligus diabetes lebih tinggi dibanding yang diperkirakan sebelumnya.
Di Tamil Nadu India misalnya, hampir separuh pasien TB ternyata juga mengidap diabetes atau pra-diabetes.
Di Meksiko, rasionya sekitar sepertiga sedangkan di China sekitar 12 persen penderita TB juga mengidap diabetes.
Laporan ini merekomendasikan perlunya mulai diterapkan sistem screening silang bagi penderita TB dan diabetes.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seorang Jaksa di Australia Dituduh Ajari Pacar Anaknya Berbohong