Tak terasa, kita telah tiba di pertengahan pekan ini, sekaligus hampir tiba di pengujung bulan Mei.
Untuk melengkapi hari Anda, kami sudah merangkum sejumlah berita pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Uang Kuliah Tunggal Universitas Batal Dinaikkan
Dunia Hari Ini edisi Rabu, 29 Mei 2024, akan kita mulai dari benua Eropa. Paus meminta maaf
Paus Fransiskus meminta maaf setelah ia dikutip menggunakan istilah vulgar dan melakukan penghinaan terhadap laki-laki gay, saat menegaskan kembali larangan pendeta gay di Gereja Katolik.
BACA JUGA: Produsen Susu Australia Melihat Peluang dari Rencana Makan Siang Gratis Prabowo
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, mengeluarkan pernyataan yang mengakui kegaduhan atas komentar Paus Fransiskus, dan disampaikan secara tertutup kepada para uskup Italia pada 20 Mei.
Media Italia pada hari Senin mengutip uskup-uskup Italia yang tidak disebutkan namanya yang melaporkan jika Paus Fransiskus dengan bercanda mengatakan "frociaggine", sebuah istilah vulgar dalam bahasa Italia, selama pertemuannya dengan para uskup Italia.
BACA JUGA: WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
Tapi Matteo mengatakan "Paus tidak pernah bermaksud menyinggung atau mengekspresikan dirinya dalam istilah homofobik, dan dia menyampaikan permintaan maafnya kepada mereka yang tersinggung dengan penggunaan istilah yang dilaporkan oleh orang lain."Serangan Israel di Rafah
Dalam dua hari terakhir, militer Israel masih terus menyerang perkemahan di kawasan evakuasi Al-Mawasi.
Serangan terakhir menyebabkan 21 orang tewas, yang 12 diantaranya adalah perempuan, menurut pihak otoritas Palestina.
Sementara kantor berita Al-Jazeera melaporkan pengeboman tidak hanya terjadi di Rafah, tapi juga di Khan Younis dan kawasan lainnya di Jalur Gaza.
Pihak militer Israel menyangkal perbuatannya, dengan mengatakan mereka "tidak menyerang di kawasan kemanusiaan di Al-Mawasi".Korea Utara gagal luncurkan satelit militer
Korea Utara gagal saat mencoba meluncurkan satelit militer ke luar angkasa. Tindakan ini juga dianggap akan melanggar konvensi PBB dan semakin memicu ketegangan di wilayah tersebut.
Media pemerintah Korea Utara mengatakan sebuah roket yang membawa satelit mata-mata meledak di udara tak lama setelah diluncurkan, awal pekan kemarin.
Tadinya satelit pengintaian militer ini akan menjadi satelit kedua yang dimiliki Korea Utara di luar angkasa.
Korea Utara pernah meluncurkan misi pertamanya pada akhir November tahun lalu, menanggapi ancaman militer dari Amerika Serikat.Trump akan ampuni Assange?
Donald Trump akan memberikan 'pertimbangan yang sangat serius' untuk mengampuni pendiri WikiLeaks Julian Assange, jika dia memenangkan pemilu Amerika Serikat.
Julian saat ini berada di penjara di Inggris sambil menunggu banding terhadap ekstradisinya ke Amerika Serikat, di mana ia menghadapi dakwaan atas materi yang dipublikasikan di situs WikiLeaks miliknya.
Trump ditanya tentang kasus ini oleh podcaster Tim Pool, yang merekam wawancara dengan mantan presiden tersebut sebelum dia berpidato di konvensi nasional Partai Libertarian di Washington.
"Maukah Anda memaafkan Julian Assange?" Pool bertanya pada mantan presiden itu.
"Saya akan membicarakannya hari ini, dan kami akan mempertimbangkannya dengan sangat serius. Dan kami akan menyampaikan beberapa hal lain yang saya pikir akan Anda sukai," jawab Trump.Bayi lumba-lumba yang terdampar diselamatkan
Gabriel Grzelka mengira ia melihat hiu mati saat sedang mencari tempat memancing di Pantai Ski, Australia Barat. Tapi ternyata seekor anak lumba-lumba yang terdampar.
"Saya mendekatinya dan menyentuhnya dan ternyata tubuhnya cukup kering, jadi saya pikir saya akan memasukkannya ke dalam air hanya untuk membuatnya basah dan melihat apakah ia bisa berenang."
Saat lumba-lumba mencoba berenang menjauh, hewan tersebut terus mengalami disorientasi dan berenang kembali ke pantai.
Grzelka menghubungi Departemen Taman dan Margasatwa yang kemudian membantu lumba-lumba tersebut bisa dikembalikan ke jalurnya di dalam air.
"Lumba-lumba aktif berenang di perairan dangkal dan anak-anaknya mengikuti induknya, dan anak yang baru berusia dua bulan masih belajar dan belajar setiap hari… dan [mungkin] menjadi terdampar di pantai dan tidak bisa kembali lagi ke air," ujar Axel Grossmann, relawan dari pusat penemuan lumba-lumba soal bagaimana lumba-lumba itu bisa terdampar.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil