Akhirnya kita sampai juga di Jumat terakhir di tahun 2023.

Kami telah merangkum sejumlah berita-berita utama dalam Dunia Hari Ini, edisi 29 Desember 2023.

BACA JUGA: Kapolda: Situasi di Jayapura Sudah Kondusif, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Pengantaran jenazah Lukas Enembe berakhir ricuh

Proses pengantaran jenazah Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe kemarin berakhir ricuh.

Kepolisian melaporkan ada 25 bangunan dan pertokoan di kota Jayapura yang dibakar, saat arak-arakan warga mengantarkan jenazah ke gedung STAKIN.

BACA JUGA: Kapolda Sebut PJ Gubernur Ridwan Rumasukun Telah Tinggalkan Papua

"Ada 14 korban luka-luka. Untuk kendaraan satu mobil terbakar, lima kendaraan rusak berat, dan dua unit bangunan dirusak," ujar Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Mathius Fakhiri kepada media Jubi.

Lukas Enembe meninggal dunia pada hari Selasa, 26 Desember 2023 di RSPAD Gatot Soebroto, berbulan-bulan setelah mengaku mengidap gagal ginjal dan stroke.

BACA JUGA: Ada Penyusup di Massa Pengiring Jenazah Lukas Enembe, Rusuh, tetapi Polisi Tetap Soft

Ia ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 10 Januari 2023 saat hendak melarikan diri dari Indonesia dan sempat dirawat di rumah sakit sebelum ditahan di Rutan KPK.Penentang perang Ukraina di Rusia dipenjara

Pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman penjara jangka panjang kepada dua pria karena membaca puisi yang menentang perang di Ukraina.

Artyom Kamardin dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara dan Yegor Shtovba dijatuhi hukuman lima tahun enam bulan, karena meneriakkan kata 'shame' atau "memalukan!" di ruang sidang.

Pihak berwenang Rusia sudah menahan ribuan orang karena aksi protes sederhana yang menentang serangan di Ukraina.

Artyom, 33 tahun, mengatakan penahanannya sangat kejam dan mengklaim jika petugas memperkosanya dan memaksanya merekam video permintaan maaf sambil mengancam pacarnya.

Menjelang penangkapannya, ia membacakan puisi, "Bunuh aku, anggota milisi!" di alun-alun Moskow tempat para pembangkang berkumpul sejak era Soviet.Penyebab kecelakaan pesawat dengan 72 korban diungkap

Laporan penyelidikan menemukan kecelakaan pesawat Yeti Airlines di Nepal yang menewaskan 72 orang hampir setahun yang lalu disebabkan oleh kesalahan pilot yang memutus aliran listrik sehingga menyebabkan gangguan aerodinamis.

ATR 72 jatuh sebelum mendarat di kota wisata Pokhara pada 15 Januari.

Dipak Prasad Bastola, insinyur penerbangan dan anggota panel investigasi, mengatakan kurangnya pengetahuan atas prosedur operasi standar mendorong pilot untuk menempatkan tuas yang mengontrol tenaga, pada posisi 'feathering', bukannya memilih tuas penutup.

Ini merupakan kecelakaan udara paling mematikan di Nepal sejak tahun 1992, saat sebuah Airbus A300 milik Pakistan International Airlines jatuh di lereng bukit saat mendekati Kathmandu, menewaskan 167 orang di dalamnya.Aktivis Hong Kong yang berencana mengebom dipenjara

Tiga aktivis Hong Kong dipenjara hingga enam tahun setelah mengaku bersalah atas tuduhan merencanakan penempatan bom di gedung pengadilan dan infrastruktur publik lainnya pada tahun 2021.

Ho Yu-wang, 20 tahun, Kwok Man-hei, 21 tahun, dan Cheung Ho-yeung, 23 tahun, didakwa melakukan "konspirasi untuk melakukan terorisme" berdasarkan undang-undang keamanan nasional Hong Kong.

Menurut ringkasan fakta jaksa penuntut, Kwok tergabung dalam kelompok pro-kemerdekaan bernama "Returning Valiant".

Ketiganya didakwa berencana membuat alat peledak rakitan dan menempatkannya di tempat-tempat umum termasuk kantor pemerintah, terowongan lintas pelabuhan, markas staf polisi, rel kereta api, dan gedung pengadilan antara 1 April hingga 5 Juli 2021.Perempuan Amerika yang membunuh ibunya dibebaskan bersyarat

Gypsy Rose Blanchard, perempuan Missouri yang membujuk pacarnya secara online untuk membunuh ibunya dibebaskan secara bersyarat dari penjara.

Ketika masih hidup, ibu Gypsy memaksanya untuk berpura-pura menderita leukemia, distrofi otot, dan penyakit serius lainnya, selama bertahun-tahun.

Departemen Pemasyarakatan Missouri mengatakan Gypsy dibebaskan kemarin dari Pusat Pemasyarakatan Chillicothe dan diberikan pembebasan bersyarat setelah menjalani 85 persen dari hukuman aslinya.

Kasus ini memicu perhatian tabloid nasional setelah muncul laporan bahwa ibu Gypsy Blanchard, Clauddine "Dee Dee" Blanchard, yang dibunuh pada tahun 2015, pada dasarnya menahan putrinya, memaksanya menggunakan kursi roda dan selang makanan.

Nyatanya, Gypsy Blanchard, kini berusia 32 tahun, dalam keadaan sehat sempurna dan tidak mengalami keterlambatan perkembangan seperti yang diyakini teman-temannya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Berita Terpopuler: Pemerintah Tak Konsisten soal PPPK, Banyak Honorer K2 Teknis Gagal yang Bodong Pasti Galau

Berita Terkait