Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah laporan utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Edisi Jumat, 19 Januari 2024, kami awali dari perkembangan perang di Gaza.
BACA JUGA: Hasil & Jadwal Piala Asia 2023: Ada Bunuh Diri, Palestina Raih Poin Pertama
Israel menentang pembentukan negara PalestinaPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Amerika Serikat jika dirinya menentang pembentukan negara Palestina setelah perang berakhir nantinya.
Dalam konferensi pers, PM Netanyahu berjanji untuk terus melanjutkan serangan sampai Israel yakin akan "kemenangan yang menentukan atas Hamas", serta sudah menyampaikan posisinya soal negara Palestina kepada Amerika Serikat.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Menlu Australia Bertemu Menlu Palestina Serukan Gencatan Senjata
"Dalam pengaturan apa pun di masa depan… Israel perlu mengendalikan keamanan atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan," kata PM Netanyahu. "Ini sesuai dengan gagasan kedaulatan. Apa yang bisa kita lakukan?"
Meski Amerika Serikat melakukan veto atas resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata, mereka meminta Israel untuk mengurangi intensitas perangnya di Gaza, serta memastikan pembentukan negara Palestina sebagian dari langkah selanjutnya.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Iran menembakkan Rudal ke Markas Mata-mata Israel
Menyusul komentar PM Netanyahu, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby mengatakan tidak akan ada pendudukan kembali di Gaza setelah perang, dan Amerika Serikat akan tetap berkomitmen pada solusi dua negara.Dihukum gara-gara menonton drama Korea
Dikutip dari situs BBC, dilaporkan rekaman video yang didapatkan dari BBC Korea menunjukkan dua remaja di Korea Utara dihukum kerja paksa karena menonton drama Korea asal Korea Selatan.
Disebutkan video ini didapatkan BBC Korea dari South and North Development (Sand), sebuah lembaga penelitian yang bekerja dengan mereka yang menentang Korea Utara.
Rekaman tersebut, yang tampaknya direkam pada tahun 2022, memperlihatkan dua remaja laki-laki diborgol di depan ratusan siswa di sebuah stadion luar ruangan.
Terekam juga saat petugas berseragam menegur remaja tersebut karena tidak "merenungkan kesalahan mereka secara serius".Ketegangan antara Pakistan dan Iran
Pakistan mengatakan pihaknya menggunakan drone mematikan dan roket untuk menyerang kelompok Baloch di Iran, sebagai serangan balasan setelah Iran mengatakan pihaknya menyerang pangkalan kelompok lain di wilayah Pakistan dua hari sebelumnya.
Media Iran mengatakan beberapa rudal menghantam sebuah desa di provinsi Sistan-Baluchestan yang berbatasan dengan Pakistan, menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk empat anak-anak.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menegaskan serangan mereka sebagai "serangkaian serangan militer yang sangat terkoordinasi dan ditargetkan secara khusus terhadap tempat persembunyian teroris".
"Tindakan ini merupakan wujud tekad teguh Pakistan untuk melindungi dan mempertahankan keamanan nasionalnya dari segala ancaman," ujar Menlu Pakistan.
"Motivasi Iran untuk menyerang Pakistan masih belum jelas, namun mengingat perilaku Iran yang lebih luas di wilayah tersebut, ketegangan ini dapat meningkat," jelas Asfandyr Mir, pakar dari South Asia security di US Institute of Peace.Perahu terbalik, belasan siswa meninggal
Belasan siswa dan dua guru dilaporkan tenggelam di Gujarat, India barat, setelah perahu yang hendak membawa mereka piknik terbalik.
Pihak rumah sakit mengatakan jumlah pelajar yang tewas mencapai 15 orang, dengan yang termuda berusia 10 tahun.
Penyebab terbaliknya perahu di Danau Harni di Vadodara tersebut belum diketahui.
Sekitar 27 orang berada di dalam kapal tersebut, menurut pihak berwenang setempat.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Psyche Stress