Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi Selasa, 31 Januari.

Sejumlah laporan utama dari berbagai negara telah kami rangkum untuk memudahkan Anda mengikuti perkembangan dunia dalam 24 jam terakhir.

BACA JUGA: Polisi Tewas di Polres Kepulauan Seribu

Kita awali dengan perkembangan kasus obat sirop yang diduga telah menewaskan ratusan anak-anak di Indonesia.Empat tersangka kasus obat batuk sirop

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Pipit Rismanto mengatakan CV Samudera Chemical menjual etilena glikol (EG) dan dietilena glikol (DEG) kelas industri sebagai bahan kimia kelas farmasi.

BACA JUGA: Hendak Buang Sampah, Riski Temukan Mayat Wanita di Sungai Indragiri, Gempar

"Pihak terkait membeli cairan industrial grade berupa etilen glikol dari berbagai sel yang enggak jelas asal usulnya," kata Pipit kepada wartawan di Jakarta.

Kandungan tersebut diproduksi Dow Chemical Thailand, yang kemudian memasoknya ke distributor pembuat obat lokal.

BACA JUGA: 2 Pemuda Pemilik Ribuan Obat Terlarang Ditangkap Polisi

Polisi telah menangkap dan mendakwa dua orang dari CV Samudera Chemical dan dua lainnya dari CV Anugrah Perdana Gemilang, yang merupakan distributornya. Tapi kantor berita Reuters belum mendapatkan komentar dari kedua pihak.

Kedua bahan tersebut digunakan dalam pembuatan sirop yang diduga oleh polisi telah menyebabkan kematian setidaknya 200 anak-anak di Indonesia akibat gagal ginjal.Australia dan Prancis suplai peluru

Australia bermitra dengan Prancis untuk memasok peluru artileri 155 milimeter kepada Ukraina.

Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu mengatakan ribuan peluru akan diproduksi secara bersama oleh Nexter, pemasok senjata di Prancis dengan bubuk mesiu yang dipasok Australia.

Sementara Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan harga dari ribuan peluru tersebut akan mencapai jutaan dolar.

Ia mengatakan pasokan amunisi ini adalah bagian dari dukungan berkelanjutan yang diberikan Prancis dan Australia kepada Ukraina, untuk memastikan Ukraina dapat bertahan dalam konflik dan menyelesaikan dengan caranya sendiri.Aksi teror di masjid, 69 orang tewas

Seorang pelaku bom bunuh diri menyerang masjid di dalam kompleks polisi di Peshawar, Pakistan.

Sebanyak 59 orang tewas, sementara 150 orang lainnya terluka dalam serangan yang terjadi saat jemaah, yang kebanyakan anggota polisi, sedang shalat Dzuhur.

Kelompok Taliban Pakistan membantah telah melakukan serangan teror tersebut.

Peshawar, yang berlokasi berbatasan dengan Afghanistan yang dikuasai Taliban, sering menjadi sasaran kelompok militan, termasuk mereka yang menamakan diri 'Islamic State' dan Taliban Pakistan.Kunjungan Menlu Amerika Serikat ke Yerusalem

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken berkunjung ke Yerusalem dan meminta agar Israel dan Palestina "mengambil langkah-langkah mendesak", setelah meningkatnya kekerasan.

"Inilah mengapa kami mendesak semua pihak untuk mengambil langkah-langkah mendesak agar memulihkan ketenangan, untuk menguranginya, kami ingin memastikan sebuah kondisi yang bisa memulihkan rasa aman bagi warga Israel dan Palestina," ujarnya.

Ia juga kembali menegaskan jika Amerika Serikat mendukung 'two-state solution' sebagai "cara terbaik" membawa keamanan kepada dua belah pihak.

Antony melakukan kunjungan setelah dua serangan senjata oleh warga Palestina di Yerusalem Timur pada akhir pekan yang menewaskan tujuh warga Israel.

Beberapa hari sebelumnya, Israel melancarkan serangan ke kawasan pengungsi Jenin di Tepi Barat yang menewaskan sembilan orang.Gelombang COVID di Tiongkok segera berakhir?

Setidaknya itu yang diakui seorang pejabat kesehatan Tiongkok, yang mengatakan gelombang penularan COVID-19 di Tiongkok "akan segera berakhir".

Ia mengatakan menurut laporan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Tiongkok, jumlah kasus parah dan kematian akibat COVID di Tiongkok sudah cenderung menurun.

Selain itu, ia juga mengatakan tidak ada kasus peningkatan yang jelas selama masa liburan Tahun Baru Imlek.

"Saat ini, tidak ada varian baru yang ditemukan, dan gelombang arus negara akan segera berakhir," demikian pernyataannya.

Tapi pelaporan COVID-19 di Tiongkok sudah lama menuai kepercayaan soal keakuratannya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengumuman, 2 Pemuda Ini Sudah Ditangkap Polisi, Kasusnya Lumayan Berat

Berita Terkait