Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan ABC Indonesia dari berbagai negara yang terjadi selama 24 jam terakhir.

Kita mulai Dunia Hari Ini edisi Kamis, 15 Agustus 2024 dari benua Afrika.

BACA JUGA: WNI Tersangka Penipuan Ditangkap dan Diadili di Australia

WHO: wabah mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan global

Pernyataan itu disampaikan WHO pada Rabu (14/08) setelah wabah mpox atau yang dikenal dengan cacar monyet setelah sejumlah kasus ditemukan di Kongo dan tempat lain di Afrika.

Awal minggu ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mengumumkan bahwa wabah mpox merupakan darurat kesehatan masyarakat, dengan lebih dari 500 kematian, dan menyerukan bantuan internasional untuk menghentikan penyebaran virus.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Kunjungan Menteri Israel ke Al-Aqsa Dianggap Provokatif

"Ini adalah sesuatu yang seharusnya menjadi perhatian kita semua … Potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan," kata direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

CDC Afrika sebelumnya mengatakan mpox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet, telah terdeteksi di 13 negara tahun ini, dan lebih dari 96 persen dari semua kasus dan kematian terjadi di Kongo.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Dekat Athena, Api Berkobar Hingga 25 Meter

Kasus meningkat 160 persen dan kematian meningkat 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sejauh ini, telah terjadi lebih dari 14.000 kasus dan 524 orang telah meninggal, sementara hanya sedikit dosis vaksin yang tersedia di benua itu.Permen mengandung metamfetamin beredar di Selandia Baru

Sebuah badan amal yang bekerja dengan para tunawisma di Selandia Baru tanpa sadar mendistribusikan permen yang mengandung dosis metamfetamin yang berpotensi mematikan.

Permen itu didistribusikan dalam bentuk paket makanan setelah disumbangkan ke Auckland City Mission oleh seorang anggota masyarakat.

Auckland City Mission mengatakan kepada wartawan jika stafnya sudah mulai menghubungi hingga 400 orang untuk melacak paket yang mungkin berisi permen, yang ternyata mengandung zat metamfetamin yang dibungkus dalam bungkus permen.

Tiga orang, yakni seorang anak, seorang remaja, dan seorang pekerja amal, dilarikan ke rumah sakit setelah mencicipi permen tersebut, kata Detektif Inspektur Glenn Baldwin kepada wartawan. 

Tidak korban yang dirawat di rumah sakit, sementara Kepolisian Selandia Baru telah membuka penyelidikan lebih lanjut.Remaja Australia jadi korban penusukan di London

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah mengonfirmasi seorang anak berusia 11 tahun yang ditikam di Leicester Square di London pada hari Senin adalah warga Australia.

ABC mengetahui jika keluarga tersebut berasal dari New South Wales.

Kepolisian Metropolitan London mengatakan gadis itu terluka parah meski luka-lukanya tidak mengancam jiwa, dan dia telah dipulangkan dari rumah sakit.

Seorang juru bicara DFAT mengatakan bantuan diberikan kepada dua warga Australia yang terluka dalam serangan itu, namun kepolisian Inggris mengatakan hanya gadis tersebut yang terluka secara fisik.

Meski awalnya diyakini ibu gadis itu, 34 tahun, juga terluka, polisi mengatakan bahwa darah dari luka putrinya telah disalahartikan sebagai lukanya.Pejabat Spanyol akan periksa Katy Perry

Pemeriksaan ini terkait video musik terbaru Katy Perry, Lifetimes, yang menunjukkan sedang berpesta dan menari di pulau Ibiza dan Formentera. Tapi pihak Katy Perry belum memberikan komentar.

Namun dalam beberapa adegan, diyakini ia terlihat menari di bukit pasir yang dilindungi di pulau S'Espalmador.

Pemerintah daerah Balearic mengeluarkan pernyataan dari kementerian lingkungannya yang mengatakan rumah produks video tersebut tidak mengajukan izin pembuatan film.

"Kami ingin mengklarifikasi jika perusahaan produksi tidak pernah meminta izin dari kementerian untuk melakukan pembuatan video, dan itulah sebabnya tindakan investigasi awal telah dimulai," bunyi pernyataan tersebut.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Longsor Sampah di Uganda Menewaskan Lebih dari 20 Orang

Berita Terkait