Dunia harus Bekerjasama Tangani 200 Juta Pengangguran

Minggu, 14 Juni 2015 – 10:52 WIB
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menyampaikan pidato resmi dalam Konferensi Ketenagakerjaan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-104 di Jenewa, Swiss pada Selasa (9/6) Menaker Hanif minta dunia internasional serius tangani isu-isu ketenagakerjaan seperti pengangguran global, perlindungan pekerja migrant, penciptaan lapangan dan mewujudkan konsep kerja layak melalui kerjasama internasional. FOTO: ist

jpnn.com - SUDAH bukan rasaia lagi bahwa isu pengangguran telah menjadi isu global yang harus segera ditangani serius oleh dunia internasional. Dengan  jumlah penduduk dunia terus tumbuh, diperkirakan saat ini di dunia terdapat sekitar 200 juta orang pengangguran. Bahkan hingga tahun 2030, diperkirakan sekitar 600 juta lapangan kerja baru yang diperlukan.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Ketenagakerjaan RI M Hanif Dhakiri dalam pidato resmi pada puncak Konferensi Ketenagakerjaan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-104  di Jenewa, Swiss beberapa waktu lalu. Menurutnya, kerjasama internasional diperlukan untuk mengatasi masalah pengangguran global ini. 

BACA JUGA: Jemaah Ahmadiyah di Bukit Duri Terasing dan Jarang Bersosialisasi

Selain itu studi komprehensif dan penelitian juga dibutuhkan untuk mendukung kebijakan mengurangi pengangguran yang dirancang dengan baik.

“Salah satu inti masalah dalam dunia ketenagakerjaan adalah penciptaan lapangan kerja (job creation).Untuk mencari solusi yang tepat, tak hanya dibutuhkan keras dari pemerintah, tetapi juga kontribusi dan dukungan dari mitra sosial yaitu kalangan pengusaha dan pekerja/buruh, “ kata Hanif dalam pidatonya.

BACA JUGA: FPI Geruduk Markas Ahmadiyah di Tebet

Hanif  menyampaikan pidato resmi  tersebut di hadapan semua pimpinan delegasi negara-negara anggota ILO,  termasuk  President of the International Labour Conference (Presiden ILC)  Madam Ieva Jaunzeme dan Director General of the International Labour Organization (Dirjen ILO) Guy Ryder.

Pertemuan ILC ke-104 yang bertema  “ The Future Of Work Centenary Initiative “ ini berlangsung  tanggal 1 - 13 Juni 2015 dan dihadiri oleh perwakilan delegasi dari 185 negara anggota International Labour Organitation (ILO) dengan melibatkan unsur tripatit yang terdiri dari perwakilan pemerintah, asosiasi pengusaha dan serikat pekerja/buruh dari masing-masing negara anggota.

BACA JUGA: Bang Yos Siap Mundur

Hanif menambahkan, dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran, pemerintah di negara-negara anggota ILO juga harus memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan para pengangguran dan tenaga kerja usia muda (youth employment). Para kaum muda yang berusia antara 15-24 tahun itu harus dipersiapkan agar bisa bersaing dalam pasar kerja.

“Pemerintah Indonesia menekankan perlunya program  pemberdayaan ekonomi tenaga kerja usia muda yang harus disertai kesiapan kompetensi dan keterampilan kerja sehingga kemampuannya  dapat sesuai dengan kebutuhan dunia pasar kerja, “kata Hanif.  

Nah, untuk mengurangi pengangguran usia muda, kata Hanif, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya. Antara lain  perbaikan layanan informasi lowongan pekerjaan, penyelenggaraan bursa kerja, pelartihan  keterampilan kerja, pengembangan usaha kecil dan menengah, serta kewirausahaan.  "Untuk mewadahi penyiapan keterampilan kerja , kami memberdayakan 276 BLK. 14 BLK milik Kemnaker dan 262 BLK milik pemda. Ini untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja usia muda," ujarnya. (adv/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Isbat Tertutup, Ini Alasannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler