jpnn.com, TEPI BARAT - Pasukan Israel pada Jumat melanjutkan serangan di wilayah Tepi Barat yang diduduki, Jenin, yang merupakan lokasi tertembaknya jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Penduduk di daerah Jenin mengatakan pasukan Israel menembakkan proyektil ke sebuah rumah di dekat Jenin pada Jumat, dalam upaya nyata untuk menangkapi tersangka.
BACA JUGA: Solusi Demokratis Ala Iran: Abaikan Israel, Palestina Tentukan Semua
Tayangan televisi Palestina menunjukkan kepulan asap hitam membumbung dari rumah tersebut.
Sementara itu, militer Israel mengatakan pasukannya sedang melakukan kegiatan kontraterorisme di pinggiran Jenin, di kawasan Abu Akleh terbunuh pada Rabu (11/5). Prosesi pemakamannya di Kota Tua Yerusalem pada Jumat diperkirakan akan menarik ribuan orang.
BACA JUGA: Wartawan Al Jazeera Tewas Tertembak, Legislator Sebut Israel Lakukan Kejahatan Perang
Kematian Abu Akleh, yang dulu meliput seputar Palestina dan Timur Tengah selama lebih dari dua dekade di Al Jazeera --saluran berita yang berbasis di Qatar, tampaknya akan semakin memicu konflik yang ada.
Ratusan petugas Israel akan dikerahkan di area pemakaman untuk memastikan pemakaman berlangsung tanpa ada konfrontasi, kata seorang juru bicara.
BACA JUGA: Wow, Presiden Rusia Vladimir Putin Minta Maaf ke Israel
Kematian Abu Akleh menuai kecaman luas. Rekaman video dari saat-saat setelah dia terluka menunjukkan jurnalis berusia 51 tahun itu memakai rompi biru bertuliskan "Pers".
Dia menderita luka tembak di kepala saat meliput bentrokan antara tentara Israel dan militan Palestina di Jenin. Dua rekan Abu Akleh mengatakan bahwa mereka diserang oleh penembak jitu Israel.
Israel, yang telah menyuarakan penyesalan atas kematian Abu Akleh, mengatakan bahwa tembakan maut itu mungkin dilakukan oleh seorang pria bersenjata Palestina.
Saat meluncurkan penyelidikannya sendiri, Israel juga mengusulkan penyelidikan bersama dengan Palestina dengan meminta mereka memberikan peluru untuk pemeriksaan.
Palestina telah menolak permintaan Israel dan menyebut tewasnya Abu Akleh sebagai pembunuhan oleh pasukan Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis (12/5) mengatakan Israel harus bertanggung jawab penuh. Abbas menyerukan penyelidikan internasional.
Israel telah meningkatkan serangan di tengah serangan mematikan di Israel.
Sejak Maret, warga Palestina dan anggota minoritas Arab Israel telah menewaskan 18 orang, termasuk tiga polisi dan seorang penjaga keamanan, dalam serangan di Israel dan Tepi Barat yang sebagian besar mengenai warga sipil.
Beberapa penyerang berasal dari daerah Jenin. Serangan penangkapan Israel di Tepi Barat sering memicu bentrokan dan telah membuat jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel atau warga sipil bersenjata sejak awal tahun menjadi sedikitnya 42 orang.
Para korban itu termasuk anggota bersenjata kelompok militan, penyerang tunggal, dan pengamat. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif