Dyah Roro Dorong Rapid Test Massal Memasuki New Normal

Selasa, 16 Juni 2020 – 12:08 WIB
Ilustrasi rapid test Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti mendesak pemerintah untuk segera mendistribusikan alat rapid test yang sudah teruji dan berizin edar ke wilayah yang kasus Covid-19 masih tinggi, seperti Jawa Timur.

Provinsi itu diketahui mengalami pertambahan kasus tertinggi per Senin (15/6) sejumlah 270.

BACA JUGA: 1.766 Warga Surabaya Ikut Rapid Test Massal, 228 Reaktif

Menurutnya, memperbanyak tes saat ini sangatlah penting. "Karena dalam memasuki new normal, yang perlu dihindari adalah penyebaran massal," kata Roro, Selasa (16/6).

Roro menjelaskan sejumlah daerah di Indonesia telah memasuki fase transisi menuju new normal dalam menghadapi pendemi Covid-19.

BACA JUGA: Dyah Roro: Program Kartu Prakerja Efektif Tekan Angka Pengangguran

Namun, jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat setiap harinya dalam jumlah yang sangat tinggi.

"Berbagai solusi tidak dapat menunggu lagi, demi segera tuntasnya masalah Covid-19 di Indonesia," jelasnya.

BACA JUGA: BIN Perpanjang Rapid Test Massal di Surabaya Sampai 20 Juni

Pertambahan kasus Covid-19 per Senin (15/6) pukul 12.00 sebanyak 1.017. Sehingga total kasus terkonfirmasi saat ini 39.294 dari hasil pemeriksaan 8.776 spesimen.

Dia mengatakan Komisi VII DPR telah menginisiasi adanya rapat gabungan antara Komisi VI, VII dan IX DPR untuk mendesak Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk meningkatkan koordinasi secara menyeluruh dan terintegrasi dalam percepatan penanganan wabah Covid-19 di Indonesia, khususnya dalam mempercepat produksi alat kesehatan dalam negeri per tanggal 5 Mei 2020 lalu.

Selain itu Komisi VI, VII dan IX DPR juga mendesak Menristek/Kepala BRIN RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Perindustrian RI dan Menteri BUMN RI, Kepala BPPT, Kepala LIPI, Kepala LAPAN dan Direktur LBM Ejjkman untuk segera mempercepat realisasi produksi massal alat pendeteksi Covid-19.

Yaitu PCR Test Kit, Test Kit berbasis RT Lamp Turbidimetri dan Kolorimetri, serta non PCR Rapid Diagnostic Kit (RDT): Ventilator, Mobile BSL-2 Laboratory, Powered Air Purifying Respirator, dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mempercepat implementasi penanganan wabah Covid-19 sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020.

Pada Juni 2020, kata Roro, direncanakan 40.000 RDT kit untuk didistribusikan di antaranya ke rumah sakit-rumah sakit.

Pada Juli-Agustus 2020, ditargetkan 100.000–500.000 perangkat RDT yang akan diproduksi massal oleh PT Hepatika Mataram, BPPT dan industri lain.

Roro berpendapat bahwa dengan adanya tes massal yang lebih banyak dan cepat, maka mereka yang terdeteksi terpapar virus corona dapat juga segera diisolasi dan ditangani sehingga tidak menyebar dan menular luas.

Penyebaran virus corona ini sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang tergolong carrier namun tidak menunjukkan gejala apa-apa, maka salah satu langkah konkret adalah untuk melakukan lebih banyak testing agar dapat mendeteksi dengan baik," kata Roro.

Adapun mengenai vaksin, alumni Imperial College London ini berpendapat bahwa Indonesia perlu meningkatkan riset, dan bekerja sama dengan negara sahabat dalam memproduksinya.

Saat ini, uji klinis vaksin Covid-19 yang pertama dilakukan atas kerja sama BUMN Bio Farma dengan perusahaan biofarmasi dari China, Sinovac.

Selanjutnya, uji klinis vaksin yang kedua akan dilaksanakan PT Kalbe Farma Tbk bersama perusahaan asal Korea Selatan Juni 2020.

Roro mengapresiasi kinerja ini, tetapi tetap menganjurkan untuk dilakukan peningkatan koordinasi dan kolaborasi lintas negara/institusi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Selain PCR test kit dan vaksin, Roro menyatakan bahwa ventilator merupakan salah satu alat yang sangat penting tersedia di Indonesia.

BPPT dalam memproduksi ventilator, telah mengadopsi desain open source yang dikembangkan di Eropa dengan modifikasi sesuai material dan komponen yang ada di pasar lokal.

Ventilator ini sudah melalui uji coba dan telah berizin edar untuk bisa digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia.

Terkait hal ini, kader muda Partai Golkar itu juga mengapresiasi kabar baik ini, yang merupakan buah dari koordinasi DPR dan sejumlah kementerian terkait pada 5 Mei 2020 lalu. 

Sama halnya dengan rapid test, Sekretaris Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI itu juga mendesak agar ventilator ini segera didistribusikan ke wilayah-wilayah yang tergolong masih memiliki kasus yang tinggi. (boy/jpnn)

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler