jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengungkap adanya pemalsuan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) oleh percetakan di luar negeri. Hanya saja, Tjahjo masih merahasiakan negara lain yang menjadi lokasi tempat pemalsuan e-KTP.
Namun, sumber penting di pemerintahan menyebut ada dua negara yang menjadi lokasi pemalsuan e-KTP. “Pencekatan e-KTP palsu dilakukan di China dan Prancis,” ujar sumber itu, Sabtu (15/11).
BACA JUGA: Penanganan Pasien Penyakit Jantung Harus Mengutamakan Keselamatan
Dari sisi fisik, e-KTP palsu tidak berbeda dengan bentuk yang secara resmi dikeluarkan pemerintah. Bahkan, kualitasnya pun justru terkesan lebih baik.
Selain itu, label untuk security printing juga mirip. “Ini bagaimana bisa terjadi. Ini masalah kerahasiaan negara dan jaminan terhadap data kependudukan, tapi bisa dipalsukan,” ucapnya.
BACA JUGA: Hatta: 21 Pimpinan AKD untuk KIH Bukan Transaksi Politik
Terpisah, Mendagri Tjahjo Kumolo masih akan memelajari tentang e-KTP palsu itu. Salah satunya adalah dengan menggelar pertemuan dengan para pejabat tinggi pemerintahan lainnya.
Yang pasti, kata Tjahjo, dirinya untuk sementara menghentikan proyek e-KTP yang menelan anggaran negara hingga di atas Rp 6 triliun itu. Alasannya, karena ada korupsi dalam realisasinya dan perlu evaluasi untuk perbaikan sistem.
BACA JUGA: Gagas Percepatan Bayar Utang Luar Negeri, Mendagri Dikritisi
Karenanya Tjahjo menegaskan, evaluasi atas proyek e-KTP harus benar-benar menyeluruh sehingga sistem yang dibangun bisa baik, terjamin kerahasiaannya dan bisa sesuai harapan awal. “Ditunda supaya sistemnya bagus, tidak dipegang pihak ketiga dan tanggung jawab penuh ada di negara dan Kemendagri,” tegasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Islah KMP dan KIH Tidak Ubah Substansi Hak DPR
Redaktur : Tim Redaksi