jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berupaya memberikan fasilitas kepada indusri kecil menengah (IKM) untuk masuk ke pasar digital.
Penetrasi ke pasar digital juga bertujuan menekan dominasi produk impor di pasar e-commerce.
BACA JUGA: BNI Salurkan KUR untuk Petani Bawang di Sembalun
Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah mengintegrasikan industri, produk, dan sentra produksi dalam marketplace E-Smart.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menilai pasar digital bisa menjangkau konsumen yang lebih luas.
BACA JUGA: Skema Penyaluran Berubah, Serapan KUR Rendah
’’Dengan adanya marketplace, IKM punya wadah lain untuk promosi dan berjualan,’’ kata Gati, Senin (26/9).
Selain itu, pemasaran produk secara digital bisa memangkas biaya.
BACA JUGA: BRI Sukses Salurkan KUR Rp 120 Triliun
Untuk menambah modal, pemerintah menyediakan kredit usaha rakyat (KUR).
Adapun perbaikan kualitas produk IKM dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan dari tenaga penyuluh lapangan.
Program E-Smart juga bertujuan meningkatkan akses pasar melalui internet marketing, meningkatkan akses bahan baku, teknologi, dan modal.
Lembaga kajian ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan nilai perdagangan dalam jaringan (e-commerce) tahun lalu mencapai USD 24,6 miliar (Rp 319,8 triliun).
Sementara itu, kajian yang dilakukan Google dan Temasek menunjukkan bahwa pasar online di Asia Tenggara tumbuh rata-rata 32 persen per tahun.
Indonesia diprediksi memegang peranan signifikan dengan penguasaan sekitar 52 persen pasar e-commerce di Asia Tenggara.
Nilai transaksinya diperkirakan mencapai USD 46 miliar pada 2025. (agf/c15/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku UMKM Masih Abaikan KUR
Redaktur & Reporter : Ragil