Ecolab Soroti Teknologi Baru Untuk Industri Panas Bumi 

Jumat, 26 Juli 2024 – 05:42 WIB
Seminar tahunan Neo for Geo dengan tema “Keunggulan Proses Geotermal untuk Mencapai Efisiensi Sistem yang Lebih Baik” besutan Nalco Water, perusahaan dari Ecolab. Foto dok. Ecolab

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia memiliki potensi panas bumi (geoterma) terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Namun, hanya sekitar 10% dari kapasitas yang saat ini dimanfaatkan.

Asosiasi Panas bumi Indonesia (API-INAGA) mengapresiasi kontribusi Nalco Water dalam memajukan teknologi geotermal. 

BACA JUGA: Ketum API Sebut Panas Bumi Berpotensi Besar Sebagai Sumber Energi Terbarukan

General Secretary of INAGA Riza Pasikki mengatakan mengatasi tantangan industri dari risiko hulu saat eksplorasi hingga fase pemanfaatan sangat penting. 

INAGA bertujuan untuk berbagi wawasan tentang kondisi energi geotermal saat ini dan membahas cara untuk membuatnya lebih berdampak.

BACA JUGA: Ecolab Ungkap Peta Jalan Tata Kelola Air Bersih dan Sehat

"Dengan target menambah 3.000 MW pada 2030, artinya kami harus menambah 500 MW setiap tahun," kata Riza Pasikki dalam seminar tahunan Neo for Geo dengan tema “Keunggulan Proses Geotermal untuk Mencapai Efisiensi Sistem yang Lebih Baik” besutan Nalco Water, perusahaan dari Ecolab, baru-baru ini. 

Dia melanjutkan, meskipun ada risiko dari skala pengembangan yang agresif, pengembangan sumber daya geotermal entalpi rendah-menengah (low-medium enthalpy) di Indonesia adalah suatu keharusan. Upaya ini memerlukan dukungan dari perusahaan teknologi seperti Ecolab dalam pengelolaan yang efektif. 

BACA JUGA: Ecolab Dorong inisiatif Water for Climate untuk Dukung Pusat Keunggulan Air

"Advokasi berkelanjutan dan peningkatan rantai pasokan sangat penting dan kami berharap Ecolab dapat mendukung penyediaan konten lokal (TKDN) sebagai ketentuan yang diperlukan oleh pemerintah," tuturnya. 

Sementara itu, VP & GM Heavy Industry Ecolab Asia Tenggara, Chandra Marimuthu, menegaskan kembali komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan industri geotermal di Asia Tenggara. Mendorong kolaborasi, inovasi, dan pertumbuhan dalam industri geotermal sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim.

Fokus Ecolab, lanjutnya, membantu pelanggan mencapai tujuan keberlanjutan dan meningkatkan efisiensi operasional. Mendirikan pusat keunggulan geothermal (geothermal excellence center) di Indonesia dapat berfungsi sebagai pusat inovasi, penelitian, dan kolaborasi, dalam mengatasi tantangan industri di Indonesia, Jepang, Selandia Baru, dan Filipina.

Salah satu pembicara ahli, Prof. Sadiq J. Zarrouk, PhD., Associate Professor dan Co-Director dari Geothermal Institute di University of Auckland, menyoroti peningkatan penggunaan pembangkit listrik teknologi binary untuk produksi listrik dari reservoir geotermal entalpi rendah dan tinggi (low- and high- enthalpy). 

Dia menekankan pembangkit listrik teknologi binary harus terus dioptimalkan untuk mengekstrak sebanyak mungkin energi dari fluida geotermal untuk generasi daya maksimal. Kontrol dan pengelolaan akumulasi kerak mineral menjadi sangat penting. 

"Sementara industri telah menggunakan teknologi modifikasi pH fluida geotermal selama lebih dari 20 tahun untuk mengontrol penumpukan mineral, hal ini menyebabkan efektivitas yang terbatas dan dapat menyebabkan korosi," kata Prof. Zarrouk. 

President Director Ecolab Indonesia,  Evan Jayawiyanto menegaskan industri geotermal di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara siap untuk pertumbuhan signifikan, dengan harapan melipatgandakan kapasitasnya. Pertumbuhan ini sangat penting dalam konteks transisi energi saat ini. 

"Inovasi akan menjadi kunci dalam mendorong kemajuan sektor geotermal," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler