SENGKANG -- Aparat kepolisian berhasil mengungkap kasus pembunuhan Meysi Anggelina. Perempuan 19 tahun itu dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri, Hasyaruddin, 40 tahun.
Hanya masalah dilempar remote TV, Konding-sapaan tersangka- tega membunuh sang anak. Pria yang berprofesi sebagai penjual emas di Pasar Sentral Sengkang tersebut membunuh anak dengan cara mencekik di sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP) di Desa Assorajang Kecamatan Tanasitolo, Selasa, 18 Agustus sekira pukul 03.00 Wita.
Pertengkaran korban dan pelaku bermula saat Konding menyuruh mengecilkan volume TV. Karena kesal, korban melempar remote dan lari dari rumahnya di Jl Andi Ninnong, Sengkang sekira pukul 00.00 Wita.
Melihat anaknya kabur, pelaku mengejar dan memboncengnya ke rumah neneknya di Dusun Empagae, Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo. Karena selalu memberontak pelaku pun kesal. Saat berada di samping Makam Taman Pahlawan, pelaku menurunkan sang anak dan menempeleng dua kali di pipi sebelah kanan.
Tak puas karena sang anak terus memberontak, pelaku pun mencekiknya dari belakang. "Saat saya cekik posisi tubuhnya dalam kondisi tertelungkup. Saya cekik hampir 30 menit. Saat masih memberontak saya injak leher hingga mukanya terbentur ke tanah," kata pelaku saat diinterogasi polisi.
Melihat tubuh anaknya tak bernyawa lagi, pelaku menyeret korban ke pinggir jalan dan menutupi dengan semak. Usai membunuh pelaku kabur dan bersembunyi di rumah rekannya di Kabupaten Bone.
Pelaku menceritakan, anaknya tinggal di Samarinda bersama ibunya, Narti. Saat Lebaran korban pulang ke Soppeng. Namun, Jumat malam korban menyuruhnya menjemput untuk mengambil pakaiannya yang ada di Sengkang.
Mayat Meysi sendiri ditemukan di sebelah timur Taman Makam Pahlawan tepatnya di Jl Andi Pallajareng Empagae, Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo. Mayat Meysi ditemukan sekitar pukul 12.40 Wita oleh anak SD bernama Ari.
Empat jam setelah penemuan mayat, pelaku ditangkap petugas Polres Bone, pada pukul 16.30 Wita. Setelah itu dibawa ke Polres Wajo dan tiba sekira pukul 22.00 Wita.
Kapolres Wajo, AKBP M Guntur mengatakan, motif pembunuhan murni karena kesal. Tidak ada motif seperti pemorkosaan atau yang lainnya karena hasil autopsi lukanya hanya di wajah.
"Dari pengakuan tersangka, motif karena kesal. Karena sudah capek mengantar keliling di tengah malam tapi masih marah. Makanya pelaku menempeleng dan mencekiknya hingga meninggal," ujar Guntur. (wan/ars)
BACA JUGA: Pecatan Supir Taksi jadi Pentolan Spesialis Rampok Rumah Mewah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Motor Digondol Kawan Sendiri, Lapor Polisi
Redaktur : Tim Redaksi