Edan, Pendukung Donald Trump Nekat Demo di Zona Merah Corona

Senin, 20 April 2020 – 14:46 WIB
Sekitar 2.500 pendukung Donald Trump berunjuk rasa memprotes aturan lockdown di Olympia, Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/34). Foto: ANTARA/REUTERS/Lindsey Wasson/TM

jpnn.com, OLYMPIA - Sekitar 2.500 orang berunjuk rasa di Olympia, Negara Bagian Washington, Amerika Serikat, Minggu (19/34). Para pendukung Presiden Donald Trump ini memprotes aturan lockdown yang diterapkan pemerintah daerah untuk mencegah penyebaran virus corona.

Meskipun ada permintaan dari penyelenggara unjuk rasa tersebut agar para peserta mengenakan penutup wajah atau masker, banyak yang tidak menggunakan. Aksi ini merupakan salah satu protes terbesar terhadap pembatasan sosial di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Pakar PBB: Donald Trump Telah Mengecewakan Warga Miskin

Dilansir Reuters, Senin (20/4), ratusan orang berkumpul di tangga dekat gedung kapitol dan di sekitar air mancur. Mereka melanggar pedoman kesehatan negara bagian dan federal selama pandemi virus corona.

Penyelenggara aksi, Tyler Miller, insinyur berusia 39 tahun yang diketahui sebagai pendukung Partai Republik, mengatakan kepada Reuters bahwa menutup kegiatan ekonomi dengan memilah-milah kategori penting dan tidak penting adalah pelanggaran konstitusi Amerika Serikat.

BACA JUGA: Donald Trump Takut Rakyat AS Stres dan Bunuh Diri, Ini yang Akan Dia Lakukan

"Tidak ada keraguan bahwa membela kebebasan artinya adalah mempertaruhkan semua bahaya," kata Miller, mengutip salah satu bapak bangsa Amerika Serikat, John Adams.

"Revolusi Amerika terjadi pada puncak epidemi cacar. Para pendiri bangsa sangat menyadari risiko semacam ini."

BACA JUGA: Dimusuhi Donald Trump, WHO Malah Kebanjiran Dukungan

Trump pada Jumat (17/4) mencuit dukungan bagi aksi protes serupa di Michigan, Minnesota dan Virginia. Miller pun mengapresiasi dukungan sang presiden. "Itu memberi saya kenyamanan bahwa dia mendukung saya," ucapnya.

Negara bagian Washington sudah melaporkan kasus virus corona pada akhir Januari. Saat ini jumlah kasus di negara bagian tersebut hampir menembus 12 ribu. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler