Edutech Mempercepat Digitalisasi Pendidikan Tinggi Indonesia

Sabtu, 20 Agustus 2022 – 22:58 WIB
CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) Ucu Komarudin berbicara soal mempercepat digitalisasi di perguruan tinggi. Foto dokumentasi Edufecta

jpnn.com - CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) Ucu Komarudin menyampaikan adaptasi edutech menjadi kebutuhan mutlak digitalisasi ribuan kampus swasta di Indonesia.

Ini untuk meningkatkan mutu layanan kepada mahasiswa sekaligus modal bagi pengajar meningkatkan kualitas Tri Darma perguruan tinggi. 

BACA JUGA: EduTech Cakap Beri Akses Pendidikan Berkualitas di Indonesia

Tanpa adaptasi edutech, kata Ucu Komarudin, ribuan kampus swasta akan sulit meningkatkan mutu layanan kepada mahasiswa di tengah tren digitalisasi.

Di sisi lain, pengajar juga akan terus terjebak dalam pekerjaan administrasi dan sulit meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.

BACA JUGA: Tingkatkan Teknologi dan Transformasi Digital Pendidikan, Edutech Asal London Bakal Investasi di Indonesia

Edutech atau Education Technology merupakan sistem pendidikan modern yang mengacu pada penggunaan peranti keras (hardware) dan peranti lunak (software).

Platform ini dirancang untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di ruang kelas serta meningkatkan hasil pendidikan.

BACA JUGA: Wujudkan Digitalisasi di Sektor Pendidikan, Kemendikbud Gandeng Kominfo

Dari hasil implementasinya di berbagai kampus, Ucu mengatakan, edutech mampu mengurai beragam permasalahan kurikulum serta menyederhanakan sistem administrasi pendidikan hanya dalam satu platform digital.

Ucu juga memaparkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkapkan fakta pada tahun ajaran 2021/2022 di Indonesia terdapat 8.956.184 mahasiswa yang aktif di 3.115 perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Dari tiga ribuan kampus tersebut, kata dia, lebih dari 90 persen di antaranya berstatus perguruan tinggi swasta (PTS) yakni 2.990 kampus.

Sementara itu, 125 sisanya adalah perguruan tinggi negeri (PTN). Namun,.dari jumlah PTS yang dominan tersebut, hanya sedikit PTS yang terakreditasi A.

“Salah satu masalah yang kami dapati adalah ketidakmampuan PTS melakukan adaptasi digital," cetusnya.

 Sampai saat ini, digitalisasi masih sekadar dimaknai pengajaran menggunakan aplikasi komunikasi menggunakan audio video, tetapi belum mengintegrasikan pada seluruh sistem perguruan tinggi.

Padahal, kata Ucu, dengan mengintegrasikan seluruh perangkat keras dan perangkat lunak komputer perguruan tinggi menggunakan edutech, maka akan tercapai efisiensi manajemen data yang memudahkan perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa 

“Nah sekarang ini tantangannya adalah PTS di Indonesia yang jumlahnya ribuan dan harus terhubung dengan Kemendikbudristek masih menggunakan beragam aplikasi yang membuatnya tidak terintegrasi antara satu dengan yang lain,” paparnya. 

Ucu menjelaskan dari kerja sama antara Edufecta dengan APTISI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Swasta Indonesia) yang memiliki ribuan kampus swasta, telah diakui bahwa Edufecta berperan nyata dalam membantu percepatan digitalisasi tersebut.

Secara terpisah, Direktur Utama TECH Billy Andrian turut menjelaskan sejauh ini pihaknya telah memosisikan diri sebagai pemain big data enabler di Indonesia.

Sebagai emiten berbasis teknologi digital, TECH tidak hanya fokus pada pengembangan bisnis digitalisasi pendidikan saja.

Terkait performa di lantai bursa, Billy mengungkapkan adanya tren positif dari saham TECH. Berdasarkan data pada Kamis (19/8) emiten yang merupakan bagian dari portofolio Indosterling Group yang dikendalikan William Henley telah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp8,4 triliun.

"Sejauh ini kami masih optimistis dengan laju pertumbuhan bisnis digital pada tahun ini, termasuk di dalamnya pengembangan bisnis Edufecta yang ke depannya akan merambah primary dan secondary institutions," pungkas Billy. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler