Edy Rahmayadi Tak Terima Disebut Gubernur Jahanam, Sudah Ancang-ancang, Makin Panas

Kamis, 06 Januari 2022 – 09:09 WIB
Gurbernur Sumut Edy Rahmayadi saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Foto: Finta Rahyuni/JPNN.com

jpnn.com, MEDAN - Perseteruan antara Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dengan pelatih biliar Khoiruddin Aritonang makin panas setelah masuk ke ranah hukum.

Pelatih biliar yang akrab dipanggil Coki Aritonang itu telah melaporkan Edy Rahmayadi ke Polda Sumut dalam kasus dugaan pencemaran nama baik.

BACA JUGA: Pernyataan Kombes Hadi soal Laporan Coki Aritonang, Edy Rahmayadi Siap-Siap ya

Tidak tinggal diam, Edy Rahmayadi juga berencana untuk melaporkan Coki Aritonang kepada polisi.

"Kami mempertimbangkan untuk membuat laporan juga," kata kuasa hukum Edy Rahmayadi, Junirwan, Kamis (6/1).

BACA JUGA: Coki Aritonang Bawa 2 Bukti Ini Saat Melaporkan Edy Rahmayadi

Dia mengatakan laporan itu terkait dengan pernyataan Coki Aritonang yang menggunakan kata-kata yang tidak pantas terkait Edy Rahmayadi.

Salah satunya dengan mengatakan Edy Rahmayadi merupakan gubernur jahanam.

BACA JUGA: Pesan Anwar Abbas untuk Ferdinand Hutahaean, Silakan Fokus Kalimat Penutup

Menurutnya, kata 'jahanam' yang diucapkan oleh Coki masuk dalam ranah penistaan.

"Itu kan sebuah penistaan yang dilakukannya dengan mengatakan jahanam. Coba lihat di KBBI jahanam itu artinya terkutuk. Bahkan, dalam pemahaman orang Islam, itu identik dengan neraka," ujarnya.

Meski begitu, dia belum bisa memastikan kapan akan melaporkan Coki Aritonang kepada polisi.

Pihaknya terlebih dahulu akan melihat perkembangan kasus tersebut.

"Kami lihat dulu perkembangan ke depannya bagaimana," ucapnya.

Junirwan juga menilai bahwa kasus ini telah ditunggangi oknum-oknum tertentu.

Namun, dia  tidak menjelaskan lebih lanjut terkait oknum yang diduga menunggangi kasus tersebut.

Dia mengimbau masyarakat dapat berpikir jernih dan memahami substansi dari permasalahan tersebut.

"Bagi pihak-pihak tertentu, tolong, tahan dulu syahwat politik dan ego terhadap penghakiman kepada klien kami," ujar Junirwan.

Menurutnya, Edy Rahmayadi saat kejadian itu bukan hanya sebagai gubernur Sumut melainkan juga sebagai pembina atlet dan pelatih, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Oleh karena itu, menurutnya, ketika seorang pembina memberikan nasihat, sudah seharusnya didengar oleh para atlet dan pelatih.

Sehingga, Junirwan mengaku heran kenapa Coki sampai melaporkan Edy Rahmayadi kepada polisi.

"Coki harusnya paham dia dipanggil ke depan karena apa. Makanya klien kami heran kenapa akhirnya berakhirnya seperti ini," sebutnya.

Junirwan kemudian menjelaskan bahwa Edy Rahmayadi sangat sayang kepada seluruh pelatih di Sumut.

Bahkan, setelah peristiwa itu terjadi Edy tetap memberikan bonus kepada Coki.

"Faktanya walaupun dia begitu, Pak Edy tetap mencairkan bonusnya. Jadi, jangan bilang tidak ada kontribusi Pak Edy di olahraga. Justru dengan laporan dia itu, kami yang merasa tersinggung. Seharusnya kan saling menyayangi," pungkasnya.

Sebelumnya, pernyataan 'gubernur jahanam' yang disampaikan Coki menanggapi pertanyaan awak media soal pernyataan Edy Rahmayadi yang menyebut jeweran itu merupakan bentuk sayang.

"Bilang sama gubernur Abang itu, gubernur jahanam kau," kata Coki beberapa waktu lalu.

Menurutnya, jeweran yang dialaminya bukan merupakan bentuk sayang Edy Rahmayadi terhadapnya.

"Kalau jeweran sayang itu, kan, kita tahu, sedikit saja dia, pelan," ujar pria kelahiran 31 Desember 1974 itu. (mcr22/jpnn)




Redaktur : Soetomo
Reporter : Finta Rahyuni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler