Effendi Menilai Pembangunan Terowongan Istiqlal ke Katedral Hanya Gimik Politik

Minggu, 09 Februari 2020 – 06:00 WIB
Ketum Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) Effendi Simbolon menghadiri perayaan Paskah 2017 di Gereja Imanuel komplek Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Kedungpane Semarang, Jateng, Minggu (23/4). Foto: istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDIP Effendi Simbolon menganggap rencana Presiden Joko Widodo membangun terowongan penghubung Masjid Istiqlal ke Gereja tidak penting.

Effendi menilai pembangunan terowongan barsifat gimik politik sehingga tidak perlu dilakukan. Seharusnya, kata dia, pemerintah bisa mengurusi hal-hal yang lebih esensial.

BACA JUGA: Jokowi Akan Bangun Terowongan Antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral

"Ya, saya tidak ingin terlalu melihat lagi gimik-gimik, sudah cukuplah disentuh hal-hal yang sensitif begitu," kata Effendi ditemui setelah menghadiri diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (8/2).

Effendi menegaskan, tindak intoleransi tidak mungkin terkikis hanya karena dibangunnya terowongan dari Istiqlal ke Katedral. Walakin dia tidak akan menghalangi andai pemerintah memaksakan diri membangun terowongan.

BACA JUGA: Komisi VIII Dukung Rencana Jokowi Bangun Terowongan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral

"Masa dengan terowongan, itukan enggak penting, tetapi kalau mau dibangun, ya silakan sajalah," timpal dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (7/2). Renovasi Masjid Istiqlal ini sudah dimulai sejak tahun lalu.

BACA JUGA: Effendi Simbolon Soroti Kinerja 4 Menteri, Salah Satunya Sri Mulyani

"Kami harapkan nanti sebelum ramadan sudah bisa selesai sehingga bisa dipakai," kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mendapat usulan untuk membuat terowongan dari Istiqlal ke Gereja Katedral. Jokowi setuju dengan usulan itu.

"Tadi sudah saya setujui sekalian sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi. Tidak kelihatan berseberangan, tetapi silaturahmi. Terowongan bawah tanah sehingga tidak nyebrang," kata dia. (mg10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler