jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyoroti kasus pembunuhan sekaligus mutilasi di Papua dalam rapat kerja (raker) dengan Menlu RI Retno Marsudi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9).
Menurut legislator Fraksi PDI Perjuangan, peristiwa pembunuhan sekaligus mutilasi berdampak kepada konsolidasi Indonesia menyambut penyelenggaraan G20.
BACA JUGA: Effendi Simbolon Kritik Rencana Musra Pendukung Jokowi
"Ibu Menlu akan kerepotan nanti, apalagi jelang G20. Kami ingin semua smooth dan dilaksanakan dengan baik dan hasil berjalan baik," kata Effendi saat raker di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Dia pada dasarnya merasa mutilasi warga di Papua ini lebih hebat daripada kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau J dengan tersangka Irjen Ferdy Sambo.
BACA JUGA: Mbak Puan Maharani Calon Presiden? Begini Kata Effendi Simbolon
"Ini lebih hebat dari peristiwa Sambo. Tentara memutilasi orang sipil, Bu, luar biasa," kata Effendi.
Alumnus Universitas Jayabaya itu kemudian dalam raker mengusulkan kepada Komisi I DPR agar mendorong TNI membentuk tim khusus penuntasan kasus mutilasi.
BACA JUGA: Pilpres 2024, Effendi Simbolon PDIP: Insyaallah, Calonnya Ibu Puan
"Harus bentuk timsus, ini pelanggaran HAM," kata Effendi.
Sebelumnya, Mabes TNI AD mengerahkan tim untuk membantu penyidikan kasus pembunuhan dan mutilasi warga sipil yang ditemukan di Kampung Pigapu-Logopon, Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (27/8).
Sejauh ini enam oknum anggota TNI AD jadi tersangka kasus mutilasi terhadap dua, dari empat warga sipil yang tewas di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur itu.
Penetapan tersangka oknum tentara itu diakui oleh Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Danpuspomad) Letjen TNI Chandra W Sukotjo.
"Betul, sudah (enam tersangka)," jawab Letjen Chandra dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Senin (29/8). (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan