TRENGGALEK - Prosesi HUT ke-822 Trenggalek kemarin (31/8) menjadi pengalaman pertama untuk Bupati Emil Elestianto Dardak. Dia yang memimpin prosesi adat. Tentu saja dalam prosesi itu, suami artis Arumi Bachsin itu dituntut untuk memberikan pidato atau atur sesorah dalam Bahasa Indonesia tidak terealiasi dan kurang sesuai dengan prosesi yang dilakukan secara turun-temurun.
Untung, teks pidato hasil kreasinya tersebut dianggapnya lumayan. Jika dipersentase, teks pidato tersebut mencapai 85 persen.
"Saya baru tahu sehari sebelum pelaksanaan kalau ternyata harus memberikan pidato," kata Emil kepada beberapa awak media setelah prosesi.
Awalnya, dia menganggap pidato yang harus dilakukannya itu bisa menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, dari masukan para sesepuh, hal tersebut tidak bisa direalisasikan karena kegiatan itu adalah prosesi adat.
Dia pun meminta merancang sendiri teks pidato yang akan dibacakan di depan masyarakat dan tamu undangan. "Saya membuat sendiri dan harus menimbang mana yang cocok dialihbahasakan ke Jawa oleh para sesepuh," tambahnya.
Emil mengaku cukup puas dengan hasil kreasinya yang dibantu para sesepuh tersebut. Mengingat, dia menyadari bahwa event itu bisa menjadi daya tarik dari segi historis, sakral, maupun budaya.
BACA JUGA: Bulog Terpaksa Stop Distribusi Raskin
"Saya rasa, pidato tadi mencapai 85 persen meski ada beberapa yang agak kagok," akunya sambil tertawa.
Meski demikian, dia tetap berharap di usia yang menginjak 822 tahun ini, Trenggalek bisa sejajar dengan daerah lain. Sebab, tantangan semakin menghadang di depan karena daerah lain se-Indonesia berlomba-lomba menciptakan inovasi. (rka/tri/c5/diq/flo/jpnn)
BACA JUGA: Lulus Kuliah, Jangan Ngotot Ingin Jadi PNS
BACA JUGA: Sementara, Pilgub Jatim Dianggarkan Rp 600 Miliar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Abad Kebun Binatang Surabaya, Hanya Potong Tumpeng
Redaktur : Tim Redaksi