jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio menyebut PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) berperan penting dalam transisi energi bersih dan berkelanjutan.
PGEO merupakan anak perusahaan PT Pertamina di bidang pembangkit listrik dari energi panas bumi.
BACA JUGA: Komisi VI DPR Dukung Langkah PGEO Garap Proyek Energi Panas Bumi
Eko menyebut indonesia punya banyak gunung berapi yang aktif dan masuk di dalam cincin api (ring of fire). Hal itu menurutnya menjadi sumber energi baru terbarukan yang dapat dimanfaatkan berupa panas bumi..
"Energi ini kemudian diolah oleh Pertamina menjadi listrik yang dialirkan ke rumah," kata Eko dalam kegiatan sosialisasi, dikutip dari siaran pers di Jakarta, Jumat (22/9).
BACA JUGA: Sejumlah Warga Masih Bertahan di Luar Stadion JIS, Pemkot Jakut Bilang Begini
Dia menjelaskan bahwa PGEO punya pengalaman panjang sejak 2006 dan saat ini memiliki 40 persen sumber geothermal di dunia, termasuk dengan kualitas yang bagus berada di Sumatera dan Jawa.
"Pertamina melalui PGEO menjadi BUMN yang terdepan dalam pemanfaatan energi baru terbarukan, bahkan termasuk perusahaan geothermal terbesar di Indonesia," tuturnya.
BACA JUGA: Whoosh Dipilih Jadi Nama Kereta Cepat, Ini Lho Filosofinya
Adapun area operasi PGEO terdiri dari 13 wilayah kerja, dari Kamojang, Karaha, Lahendong, Gunung Sibual-Buali, Gunung Sibayak-Sinabung, Sungai Penuh, Hululais, Lumut Balai & Margabayur, Way Panas, Pangalengan, Cibeureum-Parabakti, Tabanan, dan Seulawah.
Sekretaris Fraksi PAN DPR RI itu mengatakan PGEO juga telah berinvestasi dalam teknologi canggih dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas.
"Mereka berupaya untuk mengoptimalkan proses ekstraksi panas bumi, penggunaan sumber daya, dan pengurangan limbah. Ini sesuai dengan arahan Presiden agar Indonesia mulai transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan," ucapnya.
Berdasarkan laporan Asian Development Bank (ADB), potensi sumber daya energi panas bumi Indonesia mencapai 29 ribu MW (MegaWatt) di mana kapasitas saat ini baru mencapai 2.276 MW.
Dengan angka tersebut saja, kata Eko, Indonesia berada di peringkat kedua tertinggi di dunia, di bawah Amerika Serikat (AS) yang punya kapasitas 3.722 MW.
"Jadi, kita mengetahui bahwa panas bumi ini sangat potensial sebagai alternatif energi terutama untuk listrik di Indonesia," ucap ketua DPW PAN DKI Jakarta itu.
Eko juga menilai PGEO adalah perusahaan pelat merah yang ambisius dalam memanfaatkan energi panas bumi. Tahun ini, BUMN itu banyak melakukan aksi korporasi.
"PGEO berencana untuk membeli unit panas bumi milik KS Orka Renewables senilai hingga USD 1 miliar," sebutnya.
Selain itu, PGEO juga menandatangani perjanjian awal dengan dua perusahaan Kenya untuk menjajaki kemitraan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi yang jika digabungkan bisa bernilai USD 2,2 miliar.
"Sorik Marapi, yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal di Sumatera Utara, merupakan salah satu proyek panas bumi terbesar yang sedang dikembangkan di Indonesia dengan kapasitas hingga 240 megawatt," tuturnya.
Sebagai perusahaan BUMN, PGEO juga dinilai memberi dampak positif bagi masyarakat di wilayah operasionalnya. Semisal, di Lumut Balai, Sumsel dengan membuat program pelatihan kemandirian untuk objek wisata, termasuk program budi daya bagi petani kopi dan durian.
"Banyak juga di antaranya wilayah operasi dan area PGEO yang juga mendapatkan penghargaan CSR. Ini merupakan bukti bahwa PGEO bekerja tidak hanya mencari keuntungan saja tetapi juga memiliki upaya untuk dapat berdampak pada masyarakat luas,' kata Eko Patrio.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam