jpnn.com, JAKARTA - Posisi utang pemerintah pada akhir Agustus 2021 mencapai Rp 6.625,43 triliun. Angka ini senilai 40,84 persen dari PDB Indonesia. Rasio utang pemerintah tersebut dinilai masih dalam batas aman.
Ekonom LPEM UI Teuku Riefky mengatakan,utang pemerintah memang mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Pesan Menteri Keuangan Buat yang Demen Nyinyir soal Utang Indonesia
Namun, kenaikan utang pemerintah sangat dipahami untuk menyelamatkan masyarakat di tengah krisis pandemi Covid-19.
"Rasio utang kita sebelum pandemi sebesar 30 persen, dan di masa krisis ini meningkat 40 persen. Artinya, secara kontekstual ini wajar dan aman karena semua negara mengalami peningkatan utang," ujar Riefky.
BACA JUGA: Utang Indonesia Aman, Kurs Rupiah Hari Ini Ikut Menanjak
Riefky menyebutkan, kenaikan utang pemerintah Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan sejumlah negara lain di dunia. Ia mencatat penambahan utang publik tertinggi dialami oleh negara-negara di kawasan Afrika, dan Uni Eropa, seperti Italia yang mencapai 140 persen terhadap PDB dan Prancis rasio utangnya mencapai 117,8 persen terhadap PDB.
"Saya kira pemerintah Indonesia cukup baik dalam pengelolaan utang di tengah pandemi Covid-19, kalau kita bandingkan dengan negara-negara lainnya. Performa PDB kita tidak terlalu jatuh, bahkan di Kuartal II/2021 kita meningkat di angka 7,07 persen," ungkapnya.
BACA JUGA: Dituduh Banyak Utang Oleh Ayah Taqy Malik, Marlina Octoria Jawab Begini, Tegas
Meski begitu, Riefky mengingatkan agar pemerintah Indonesia tetap waspada. Guna menjaga tren perekonomian Indonesia dan penanganan penyebaran Covid-19 yang terus mengalami perbaikan.
"Situasi kita saat ini sudah pada jalur yang benar, dan saat ini memang kita fokusnya bukan menurunkan rasio utang. Tapi dengan utang yang diambil dapat dimanfaatkan secara optimal supaya membantu kita keluar dari krisis pandemi ini. Jangan sampai pemerintah lengah terhadap prokes dan kembali terjadi lonjakan," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan rasio utang Indonesia meningkat, namun masih di level aman. Selain itu, terkait kenaikan utang, Indonesia tidak sendirian karena beberapa negara juga mengalami hal yang sama.
"Rasio utang memang naik, namun ini kita tidak sendirian, hampir semua negara rasio utangnya naik, rasio utang masih level aman, " ujar Airlangga dalam sesi webinar, Rabu (29/9).
Lebih lanjut, kata Menko Airlangga mengatakan kenaikan utang pemerintah diikuti dengan indikator dari sektor eksternal yang relatif membaik. Hal itu tercermin dari defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang rendah, serta cadangan devisa yang terus meningkat. "Ekspor dan impor meningkat lalu nilai tukar rupiah dan IHSG terjaga," imbuhnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil