jpnn.com, JAKARTA - Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah hari ini ditutup menguat tipis lima poin.
Rupiah hari ini ditutup di level Rp 14.242 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.247 USD.
BACA JUGA: Waspada! Rupiah Hari Ini Terancam Data Inflasi AS
Menurut Ibrahim, rupiah dipengaruhi oleh pandangan investor yang mencerna tentang kenaikan inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan.
Hal itu menambah ketidakpastian atas jadwal Federal Reserve untuk memulai pengurangan aset.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat, Tipis-Tipis Menanjak
"Data AS yang dirilis pada hari Selasa (14/9) menunjukkan bahwa indeks harga konsumen inti (CPI) tumbuh empat persen (yoy) dan 0,1 persen (mom) di Agustus," kata Ibrahim dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (15/9).
Menurut dia, kenaikan harga konsumen bulanan ini merupakan kenaikan terkecil dalam enam bulan. Hal itu menunjukkan bahwa inflasi bisa mencapai puncaknya.
BACA JUGA: Ramalan Analis soal Rupiah Hari Ini, Begini
Namun, itu bisa tetap tinggi untuk sementara waktu di tengah kendala pasokan yang terus-menerus.
Data juga menunjukkan bahwa CPI masing-masing tumbuh 5,3 persen (yoy) dan 0,3 persen (mom).
"Data yang lebih lemah dari perkiraan menimbulkan keraguan pada garis waktu Federal Reserve AS untuk memulai pengurangan aset, investor sekarang menunggu keputusan kebijakan bank sentral, yang akan diturunkan minggu depan," ungkap Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan dari dalam negeri, rupiah hari ini dipengaruhi oleh rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021.
"Neraca perdagangan kembali mengalami surplus. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibanding impor," ujar Ibrahim.
BPS mencatat surplus USD 4,74 miliar secara bulanan pada Agustus 2021. Realisasi itu lebih tinggi dari surplus USD 2,59 miliar pada Juli 2021 dan surplus USD 2,33 miliar pada Agustus 2021. Secara total, akumulasi surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD 19,17 miliar pada Januari-Agustus 2021.
Selain itu, rupiah hari ini dipengaruhi juga oleh rilis Bank Indonesia (BI) tentang utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021.
ULN tercatat USD 415,7 miliar atau setara dengan Rp 5.902 triliun (asumsi kurs Rp 14.200) tumbuh 1,7 persen dari tahun sebelumnya (yoy), dan tumbuh dua persen dari bulan sebelumnya.
"Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan ULN pemerintah," kata Ibrahim.
Dari data BI posisi ULN pemerintah Juli 2021 mencapai USD 205,9 miliar atau sekitar Rp 2.923 triliun tumbuh 3,5 persen angka ini melambat dibandingkan pertumbuhan Juni 2021 sebesar 4,3 persen.
Di samping itu, penurunan posisi Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pembayaran neto pinjaman bilateral, di tengah penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan dampak pandemi COVID-19.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup menguat tipis di rentang Rp 14.230 - Rp 14.270 per USD," tegas Ibrahim. (mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia