Ekonomi 2014 Hanya Tumbuh 5,3 Persen

Rabu, 11 Desember 2013 – 04:05 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Gejolak perekonomian global membuat peta ekonomi Indonesia pada 2014 diprediksi beragam. Yang terbaru, Citibank Research membuat proyeksi yang cukup pesimistis terhadap Indonesia.

Ekonom Citi Research Asia Pasifik Helmi Arman mengatakan, ekonomi Indonesia pada 2014 akan dipengaruhi banyak faktor. Selain perekonomian global, penanganan defisit transaksi berjalan juga akan banyak berperan.

BACA JUGA: SBY: Belanja Pemerintah Komponen Penting Pertumbuhan Ekonomi

"Tahun ini ekonomi Indonesia diproyeksi masih bisa tumbuh 5,7 persen, tapi tahun depan akan melambat di kisaran 5,3 persen," ujarnya kemarin (10/12).

Angka proyeksi ekonomi 2014 tersebut jauh di bawah target dalam APBN 2014 yang dipatok di level 6,0 persen. Riset Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2014 bakal tumbuh di level 6,0 persen. Sedangkan Standard Chartered Research memproyeksi pertumbuhan 5,8 persen.

BACA JUGA: Para Gubernur Terima DIPA 2014 di Istana Bogor

Apa alasan Citibank Research memproyeksi angka 5,3 persen? Menurut Helmi, tahun depan Indonesia masih akan berjibaku dengan defisit transaksi berjalan. Upaya menggenjot ekspor masih akan sulit dilakukan, karena itu pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) diproyeksi masih akan mengandalkan jurus meredam impor.

"Artinya, kebijakan moneter akan diperketat untuk mencapai demand destruction (menghantam permintaan domestik)," katanya.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Yakin Underpass Urai Kemacetan

Menurut Helmi, pengetatan kebijakan moneter yang sudah mulai dilakukan BI tahun ini melalui kenaikan suku bunga acuan BI Rate, diproyeksi masih akan berlanjut pada tahun depan. "Harga yang harus dibayar untuk stabilisasi ini adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat," jelasnya.

Bagaimana pengaruh Pemilu? Helmi berpendapat Pemilu 2014 akan menjadi momen vital dalam perekonomian Indonesia. Dia meyakini, masa transisi politik bisa berlangsung dengan baik dan akan menghantarkan Indonesia pada reformasi lanjutan. "Tapi, pemerintahan yang baru, akan aktif menjelang akhir 2014, jadi dampak reformasi struktural di bidang ekonomi baru akan terasa pada 2015 nanti," ucapnya.

Sementara itu, Deputy Country Director ADB untuk Indonesia Edimon Ginting mengatakan, ADB sudah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 dari level 6,6 persen menjadi 6,0 persen. "Ini karena perlambatan ekonomi tahun ini masih akan berlanjut hingga tahun depan," ujarnya. (owi/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pajak Barang Konsumsi Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler