jpnn.com - JAKARTA - Optimisme pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi, tidak sia-sia. Meski belum signifikan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di triwulan III tumbuh tipis di level 4,73 persen. Besaran tersebut lebih tinggi dibanding dua triwulan sebelumnya, dimana triwulan I pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,71 dan triwulan II di kisaran 4,67 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal III ini sebesar 4,73 persen. Ini lebih bagus dibanding dua kuartal sebelumnya. Mudah-mudahan ini bisa jadi turning point ya," kata Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suharyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, hari ini.
BACA JUGA: Aduh.. Duh.. Gawat! Puluhan Ribu Buruh Kena PHK
Kecuk melanjutkan, dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha.
Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 10,8 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 6,56 persen.
BACA JUGA: Keren! Logo Wonderful Indonesia Merajai London
"Konsumsi pemerintah ini melonjak drastis dibanding kuartal sebelumnya. Menguatnya konsumsi pemerintah karena realisasi belanja barang yang mencapai 34,28 persen dan belanja modal sebesar 58,10 persen,"papar Kecuk.
Meski begitu, pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun ini, masih melambat jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan yang sama tahun sebelumnya, dimana pertumbuhannya sebesar 4,92 persen. Begitu juga, secara kumulatif sampai dengan triwulan III yang hanya 4,71 persen, sementara tahun sebelumnya pada periode yang sama, pertumbuhan ekonomi telah mencapai 5,03 persen.
BACA JUGA: Wuiihh.. Hingga September 2015 Impor Ponsel Jutaan Unit, Ini Jumlah Resminya
Menurut Kecuk, ada beberapa faktor yang menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III ini.
Antara lain, pertumbuhan ekonomi global yang masih melambat, kemudian kondisi perekonimian negara-negara mitra dagang Indonesia yang juga melemah, seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Singapura.
"Kalau dari dalam negeri diantaranya kurs rupiah terhadap dollar Amerika yang masih melemah di triwulan II ini dan realisasi penerimaan pajak yang turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," imbuhnya. (eve/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LSJ: Paket Kebijakan Ekonomi Bagus, tapi Belum Terasa
Redaktur : Tim Redaksi