Ekonomi Kian Rentan di Era Jokowi

Jumat, 05 April 2019 – 18:31 WIB
Politik uang diduga mulai marak jelang Pemilu 2019. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Di tahun politik, ekonomi Indonesia tengah berada pada kondisi rentan. Analis ekonomi politik, Kusfiardi bahkan menilai Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat ini sedang mengalami kondisi kebangkrutan.

Menurutnya, kebangkrutan tersebut terlihat dari defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Parameter lain ialah keseimbangan primer APBN yang juga mengalami defisit.

BACA JUGA: Kampanye di Cirebon, Jokowi Masih Andalkan Tiga Kartu Sakti

"Kebangkrutan itu menjadi indikator lemahnya fundamental ekonomi nasional," jelas Kusfiardi di Jakarta, Jumat (5/4).

Co-Founder FINE Institute ini memaparkan perlunya penanganan yang komprehensif dan terintegrasi agar bisa mewujudkan kemandirian ekonomi nasional serta mengatasi kebangkrutan. Diantaranya ialah agenda legislasi untuk mengatasi situasi ini.

BACA JUGA: Istana Bantah Intervensi KPU soal Kasus OSO

"Prioritasnya adalah UU Sistem Perekonomian Nasional, UU BUMN dan UU Koperasi sebagai tulang punggung perekonomian nasional," sambungnya.

Selanjutnya agenda legislasi tersebut perlu disinergikan dengan prioritas kebijakan substitusi impor. Adapun fungsinya, menurut Kusfiardi ialah demi memperkuat fundamental ekonomi nasional.

BACA JUGA: Massa Siapa Paling Banyak dalam Kampanye Jokowi di Cirebon?

Sementara untuk mendukung optimalisasi penerimaan negara, dia menilai perlunya pemisahan antara Dirjen Pajak dan Kementerian Keuangan.

"Mungkin dibuat suatu lembaga tersendiri untuk mengurusi perpajakan Indonesia yang merupakan sumber pendapatan utama negara kita selain dari PNBP," terang Kusfiardi.

Sebagai negara kaya sumber daya alam, Indonesia memiliki segala potensi yang tersimpan, baik dari dalam perut bumi, permukaan ataupun maritimnya. Dengan kekayaan tersebut, bisa menjadikan Indonesia mandiri dalam arti bisa mengurus dirinya sendiri. "Tinggal tata kelolanya saja," kata Direktur Indef, Enny Srihartati, Jumat (5/4).

Menurutnya, negara besar seperti Tiongkok hanya mengimpor sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara dari Indonesia. Sementara Indonesia mengekspor bahan mentah dan bahan setengah jadi. Selanjutnya, bahan jadi tersebut diimpor dari negara-negara industri.

Sementara politikus Partai Gerindra Biem Benjamin menegaskan pasangan Capres Cawapres 02 meletakkan fokus ekonomi pada misi pertamanya. Duet Prabowo Sandi, kata dia, mencanangkan akan membangun perekonomian nasional yang adil, berkualitas, dan berwawasan lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik ekonomi sesuai pasal 33 UUD 1945.

“Prabowo Sandi akan mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan mampu bersaing ditingkat dunia, karena kunci dari kemandirian ekonomi Indonesia saat ini ada di pucuk tertinggi sebuah negara yaitu presidennya," urainya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkampanye Pakai Hoodie dan Bersarung, Kiai Maruf Semangati Pendukung


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jokowi   Ekonomi  

Terpopuler