Ekonomi Rusia Hancur, Menkeu Ukraina: Semua Warga Dapat Gaji dan Tunjangan

Selasa, 01 Maret 2022 – 04:59 WIB
Cabang Sberbank, bank milik pemerintah Rusia, di Praha, Ceko diserbu nasabah yang ingin menutup rekening mereka, Jumat (25/2). Foto: MICHAL CIZEK / AFP

jpnn.com, KIEV - Di saat dunia menyaksikan warga Rusia menyerbu ATM dalam kepanikan yang dipicu penerapan sanksi ekonomi oleh sejumlah negara, pemerintah Ukraina mengumumkan bahwa stabilitas keuangan makro dan anggaran negara masih sangat aman.

Meski nama Rusia sama sekali tidak disebutkan, pernyataan Menteri Keuangan Serhiy Marchenko di Facebook jelas dimaksudkan menampar negara yang tengah menginvasi Ukraina itu.

BACA JUGA: Singapura Negara Kecil, tetapi Sanksinya Bakal Bikin Rusia Menderita

Dia bahkan terkesan berusaha mengerdilkan efek aksi militer Rusia terhadap ekonomi Ukraina. 

"Semua kebutuhan negara terpenuhi. Tidak ada yang mengancam stabilitas keuangan makro dan anggaran," tulis Marchenko sebagaimana diberitakan kantor berita nasional Ukraina, Interfax.com, Senin (28/2).

BACA JUGA: Silakan Baca, Ini Data Kekuatan Militer Rusia Vs Ukraina

Menurut Menkeu, seluruh instansi di bawah kendalinya, Layanan Pajak dan Bea Cukai Negara, Perbendaharaan Negara dan Layanan Audit Negara, kini beroperasi tujuh hari dalam seminggu alias tanpa libur.

Berkat koordinasi erat antara semua elemen, lanjut dia, Kementerian Keuangan bisa terus membayarkan hak warga negara yang jadi tanggungannya.

BACA JUGA: Warga Rusia Sudah Meminta Maaf kepada Ukraina, Presiden Putin Menyusul?

"Saya meyakinkan Anda bahwa semua warga negara akan menerima pensiun, gaji dan tunjangan sosial," ujar dia.

Seperti diberitakan, negara-negara Barat, Uni Eropa, bahkan Jepang dan Taiwan telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Tsunami sanksi yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini benar-benar memaksa Putin membayar mahal.

Saham dan mata uang negara itu merosot pekan lalu setelah keputusan Putin sebelumnya untuk memerintahkan pasukan ke Ukraina timur.

Pada Kamis, indeks MOEX utama Rusia ditutup turun 33%, sementara rubel merosot ke rekor terendah, turun 7% terhadap dolar AS.

Salah satu sanksi terbaru bagi Rusia adalah pencoretan dari sistem pembayaran antarbank internasional (SWIFT).

Langkah ini membuat perbankan Negeri Beruang Merah itu terkucilkan dari sistem internasional.

SWIFT digunakan oleh sebagian besar transaksi pembayaran dan pengiriman dana internasional. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler