jpnn.com - jpnn.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mampu mencetak kinerja baik meski kondisi perekonomian penuh tekanan.
Hal itu tak lepas dari konsistensi menjalankan fungsi sebagai bank ritel yang menyokong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
BACA JUGA: Bidik Ekspor ke Timur Tengah Lewat Rumah Kreatif
Direktur Utama BRI Asmawi Syam menyatakan, hingga akhir 2016, BRI mencatatkan pertumbuhan kinerja.
Baik dari sisi aset, penyaluran kredit, maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
BACA JUGA: Bang Sandi Bakal Bentuk Pasukan Biru
”Untuk penyaluran kredit dan penghimpunan DPK, tumbuh lebih dari rata-rata perbankan nasional,” ucapnya.
Dari sisi program mandatory seperti kredit usaha rakyat (KUR), BRI berhasil menyalurkan kredit Rp 69,5 triliun.
BACA JUGA: UMKM Bantu Kerja Bupati Majukan Pali
BRI juga melanjutkan program inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM.
Salah satunya, Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang tersebar di 17 kota.
Dari target 15 RKB, BRI berhasil meresmikan 16 RKB dan satu RKB Plus pada 2016.
Selain itu, BRI berupaya meningkatkan kapabilitas pedagang pasar dengan meluncurkan e-Pasar BRI yang kini mencakup 600 pasar di seluruh Indonesia.
Dalam kaitannya dengan program inklusi keuangan, BRI telah membentuk 84.550 agen Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangam Inklusif (Laku Pandai) atau lebih besar daripada target 75 ribu agen sepanjang 2016.
Pada tahun lalu, BRI membangun dua Teras BRI Kapal untuk mendekatkan akses ke lembaga jasa keuangan di daerah-daerah pesisir.
”Tahun ini BRI menargetkan profitabilitas lebih besar daripada tahun sebelumnya, salah satunya dari segmen UMKM,” lanjut Asmawi.
Secara terpisah, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kusumaningtuti S. Soetiono menyatakan, segmen UMKM bisa disasar untuk berbagai produk perbankan.
Hal yang paling mendasar adalah produk simpanan berupa tabungan serta layanan untuk pembayaran berbagai tagihan.
Sebelum dapat mengajukan kredit, ungkap dia, bank harus mau berusaha meningkatkan edukasinya kepada pelaku UMKM.
”Sebab, UMKM butuhnya banyak. Butuh tabungan, kredit, dan berbagai macam transaksi lainnya. Tentu, ini menjadi peluang bagi perbankan agar literasi dan akses keuangan UMKM di daerah makin bagus,” terang Tituk, sapaan akrab Kusumaningtuti S. Soetiono. (rin/c5/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku UMKM Keluhkan Uji KIR, Ini Solusi dari Sandi
Redaktur & Reporter : Ragil