Ekspansi ke Malaysia, BNI Siapkan USD 77 Juta

Jumat, 03 Februari 2017 – 20:52 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Direktur Internasional dan Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Panji Irawan mengungkapkan, tingkat suku bunga kredit sangat dipengaruhi inflasi.

Jika penurunan inflasi melambat, suku bunga kredit juga sulit turun.

BACA JUGA: BNI Bukukan Laba Rp 11,34 Triliun

Saat ini, penurunan suku bunga kredit belum optimal.

Padahal, bank sentral telah menurunkan suku bunga BI 7-days reverse repo rate 150 basis points (bps) menjadi 4,75 persen.

BACA JUGA: BNI Salurkan KUR Rp 200 Miliar untuk TKI

Bank Indonesia memperkirakan kredit modal kerja turun satu bps menjadi 12,51 persen pada kuartal I 2017.

Pada waktu yang sama, bunga kredit investasi dan modal kerja diperkirakan turun masing-masing empat dan enam bps menjadi 12,77 serta 15,36 persen.

’’Ada dua hal yang membuat suku bunga terpengaruh. Pertama adalah inflasi. Kedua, bagaimana suku bunga market hari ini di New York belum berubah. Masih 0,75 persen untuk yang fed fund rate,’’ katanya di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/2).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi pada Januari 2017 mencapai 3,49 persen secara year-on-year dan 0,97 persen secara month-to-month (mtm).

Salah satu faktor pendorong inflasi awal tahun adalah kenaikan harga akibat kenaikan administered price.

Di antaranya tarif tenaga listrik, penyesuaian harga BBM, dan tarif layanan jasa pengurusan STNK.

BI pernah menyebutkan sasaran inflasi tahun ini adalah 3–5 persen.

Tantangan yang harus dihadapi masih berkutat pada harga-harga yang diatur pemerintah.

Menurut Panji, pasar telah berekspektasi suku bunga acuan The Fed bakal naik dua kali pada tahun ini.

Hal itu menuntut perbankan berhati-hati menurunkan suku bunga.

Apalagi, BI diperkirakan tak lagi memiliki ruang mengambil kebijakan moneter pada tahun ini.

BNI berencana membuka kantor cabang di Malaysia. Sesuai syarat membuka kantor di sana, BNI lebih dulu harus mendirikan anak usaha.

Modal awalnya USD 66 juta sampai USD 77 juta. Pangsa pasar perbankan di Malaysia cukup menarik.

Pasar utamanya adalah diaspora dan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Assistant Vice President Investor Relations BNI Dedi Arianto menambahkan, BNI belum berencana melakukan aksi korporasi tahun ini.

Rencana Bisnis Bank (RBB) 2017 masih dominan diupayakan menjaga kinerja pertumbuhan kredit.

’’Pada saat industri perbankan tidak bisa tumbuh double digit, saat loan growth perbankan nasional hanya 8,5 persen, BNI mampu tumbuh 20,6 persen pada tahun lalu. Tahun ini kami akan menyasar kredit ke BUMN, juga memperbanyak penyaluran ke UMKM,’’ katanya. (rin/c17/noe)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BNI  

Terpopuler