Ekspor 85 Persen Batubara, Menteri Andrinof: Ini Kekeliruan Besar

Senin, 30 Maret 2015 – 15:20 WIB
Andrinof Chaniago. Foto: Dok/jpnn.com

jpnn.com - PALANGKARAYA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengingatkan, potensi pemanfaatan sumber daya alam yang besar harus direncanakan pemanfaatannya dengan baik. Salah satunya adalah batu bara.

"Langkah keliru kalau 85 persen batu bara diekspor, tapi hanya 15 persen dipakai untuk lokal. Akibatnya tidak kebagian untuk listrik," kata Andrinof saat membuka Musrenbang Provinsi Kalimantan Tengah 2015 di Kota Palangka Raya, Senin (30/3). "Ini kekeliruan besar."

BACA JUGA: Mimpi Mantan Wakakorlantas yang Terkubur

Ke depan, ia menambahkan, sumber energi yang besar itu harus membuat listrik surplus di Kalteng, bukan malah defisit. Karenanya, Andrinof mengaku Bappenas akan sangat mendukung jika Gubernur Kalteng mendesak pembangunan pembangkit listrik di mulut tambang.

Dia mengilustrasikan, membangun pelabuhan tidak mungkin berhasil jika tidak ada industri yang mendukungnya. Sedangkan industri tidak akan bergerak kalau tak ada listrik. "Kalau berbicara jangka pendek, mari upayakan sama-sama supaya Kalimantan khususnya Kalteng surplus listrik," ujar Andrianof.

BACA JUGA: Pemilik NPWP Sedikit, Menko Sofyan Pesan Ini ke Dirjen pajak

Ia pun mengatakan, harus diutamakan membangun pembangkit listrik terlebih dahulu, sebelum membangun rel kereta api, pelabuhan dan lainnya.

Menurut dia, kalau ditambah 1000 megawatt, maka Kalteng dan Kalsel akan aman listrik. "Itu prioritas utama," katanya.

BACA JUGA: JK Larang MenPAN-RB Terima Tenaga Administrasi

Untuk berikutnya, lanjut dia, bisa ditambah lagi 1000 megawat untuk industri, konsumsi masyarakat, smelter, pelabuhan kawasan industri. "Tapi untuk peningkatan konsumsi rumah tangga harus dikejar dulu 1000 megawatt untuk Kalteng dan Kalseng. Kalau bisa ditambah 1000 megawatt (menjadi 2000 megawatt), itu bisa surplus," katanya.

Dia mengatakan, pada 19 Maret lalu, Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung menandatangani kesepakatan bersama gerakan nasional penyelamatan sumber daya alam yang diinisiasi pemerintah bersama KPK. "Presiden berpesan jangan lagi kita menjadi bangsa yang  mengekspor bahan mentah, meningkatkan listrik negara lain lalu baru kita impor," kata dia.

Menurut Andrinof, pernyataan atau komitmen seperti ini sudah berulang-ulang dikatakan Jokowi. "Sudah sejak sidang kabinet pertama. Visi presiden sungguh-sungguh ingin mengajak kita melakukan transformasi ekonomi," ujarnya.

Bahkan, Minggu (29/3) malam saat baru mendarat di Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta usai lawatan ke luar negeri, Jokowi kembali menegaskan hal tersebut. Jokowi menegaskan tidak ingin mengekspor bahan mentah minyak bumi, kayu, batu bara dan lainnya. "Ini artinya kita diajak untuk bangkit dengan cara yang sama yang digunakan bangsa lian untuk melampaui kita," ungkap Andrinof.

Ia mengatakan, kalau mau memanfaatkan sumber daya alam, harus bisa memberikan nilai tambah. "Istilah kebijakan sekarang itu hilirisasi," tegasnya sebelum Musrenbang.

Menurut dia, harus diupayakan terjadi pengolahan dan tidak hanya menjual bahan mentah saja. Andrinof mengatakan, cadangan energi batu bara di Kalteng memiliki masa depan yang baik. Namun, kata dia, jangan sampai mengulang cara yang lama dalam pemanfaatannya. "Ekpoilitasi besar-besaran, kemudian dijual," katanya.  (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Berharap Yasonna Bisa Beri Penjelasan di Komisi III


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler