Ekspor Beras Terkendala Bencana

Jumat, 12 Maret 2010 – 18:57 WIB
JAKARTA- Seringnya bencana alam yang melanda Indonesia, membuat kebijakan ekspor beras dalam sekala besar tidak dilakukanSebab, jika dipaksakan bisa berarti berspekulasi melakukan ekspor mempertaruhkan ketahanan pangan nasional.

"Meski saat ini kita berada dalam posisi surplus, di tahun 2009 sebesar 69 juta ton, namun kita tidak mau berspekulasi dengan pertaruhkan ketahanan pangan nasional

BACA JUGA: Permohonan Ijin Impor via Online Meningkat

Kondisi Indonesia yang rawan bencana dan memang sering terjadi bencana alam berskala nasional, sementara kita berani melakukan ekspor beras ke luar," kata Dr Iskandar Adi Nuhung, Staf Ahli Bidang Teknologi Kementrian Pertanian, di Jakarta, Jumat (12/3).

Untuk produksi beras kata Adi Nuhung, pada tahun 2014 ditargetkan Indonesia sudah mampu swasembada beras dengan target sebesar 75 juta ton
Di tahun yang sama, Indonesia juga menargetkan swasembada jagung dan kedelai

BACA JUGA: Pemerintah Dituding Terlalu Manjakan Investor Food Estate

Tahun 2009 produksi jagung mengalami surplus mencapai 18 juta ton.

"Sedangkan target produksi jagung dalam negeri tahun 2014 sebesar 29 juta ton
Saat ini jagung sudah bisa kita produksi antara 1-1,5 juta ton

BACA JUGA: Perjanjian Ekspor Gas akan Dievaluasi

Sementara kedelai juga kita targetkan bisa swasembada dengan target produksi 2,7 juta ton," jelasnya.

Dari sektor pertanian lainnya seperti gula, memang diakui oleh Adi Nuhung, pemerintah baru bisa memenuhi swasembada untuk kebutuhan gula rumah tangga"Dari kondisi yang ada saat ini karena pengaruh ravinasi gula, yang kita impor hanya sekitar 10-20 persen dari kebutuhan sekitar 3,7 juta tonSaat ini produksi gula dalam negeri sekitar 2,4 juta ton," katanya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayo Makan Buah Dalam Negeri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler