Ekspor Emas Perhiasan Masih Dominan

Senin, 13 Januari 2014 – 06:16 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Ekspor non migas Jatim menjelang akhir tahun 2013 mengalami penurunan. Pada November tercatat USD 1,252 miliar atau anjlok 5,01 persen dibanding sebulan sebelumnya. Sedangkan, selama 11 bulan membukukan USD 12,785 miliar, turun 3,24 persen di banding periode yang sama 2012.

Komoditas yang mendominasi adalah emas perhiasan, lemak/minyak hewan nabati, ikan dan udang, kayu brang dari kayu dan bahan kimia organik. "Tahun ini, penurunan emas perhiasan tinggi, tapi kontribusinya masih mendominasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim M Sairi Hasbullah.

BACA JUGA: Hindari Barter Pasal PP Minerba, KPK Diminta Awasi SBY

Ekspor emas perhiasan di Januari sampai November  2013 mencapa USD 1,089 miliar. Jumlah itu turun 20,06 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, USD 1,363 miliar. Sedangkan, selama November hanya USD 96,911 juta atau anjlok 47,62 persen banding Oktober 2013 yang tercatat USD 185,026 miliar.  

"Kontribusi emas perhiasan masih tinggi kedua sekitar 8 persen. Tertinggi adalah lemak, minyak hewan/nabati mencapai 9,5 persen," ujar Sairi.

BACA JUGA: Freeport dan NNT Harus Diawasi Ketat

Harga emas pada tahun ini menurun sampai 25 persen berdampak kepada penjualan logam mulia dalam bentuk perhiasan. Meskipun demikian, pada awal tahun ini emas mulai bergerak naik. Akhir pekan lalu, emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak pada tingkat tertinggi sejak 11 Desember.

Kontrak emas untuk pengiriman Februari naik USD 17,5, atau 1,42 persen, menjadi ditutup pada USD 1.246,9 per ounce. Penyebabnya, data pekerjaan AS mengecewakan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa negara itu hanya menambahkan 74 ribu pekerjaan di Desember. Jumlah itu kenaikan terkecil dalam tiga tahun dan jauh di bawah perkiraan pasar yakni,  kenaikan 193 ribu pekerjaan.

BACA JUGA: Pimpin BPD Hipmi Jaya, Rama Rangkul Pengusaha Asing

Data pekerjaan yang mengecewakan membuat para investor meragukan kekuatan pemulihan ekonomi negara itu. Para analis pasar percaya sangat mungkin harga emas akan menembus tingkat USD 1.250 di awal minggu ini.

Menurut negara tujuan, ekspor non migas Jatim selama November 2013 tertinggi ke Jepang mencapai USD 218,01 juta, diikuti Tiongkok USD 162,78 juta, dan Amerika Serikat USD 141,81 juta. Kemudian Malaysia, USD 78,30 juta serta USD Singapura 42,38 juta. "Kontribusi kelimanya 51,36 persen terhadap total ekspor non migas selama November 2013," kata Sairi. (dio)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Tutut Mengaku Diusir dari TPI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler